Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Pasar Cabai Rawit Di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang
Main Author: | Simamora, Christmast Pandapotan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5371/ |
Daftar Isi:
- Pemasaran cabai rawit pada umumnya melalui suatu saluran pemasaran yang melibatkan beberapa lembaga pemasaran sampai akhirnya dapat dijangkau oleh konsumen. Banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat mengindikasikan sistem pemasaran yang terjadi tidak efisien dan farmer’s share (bagian harga yang diterima petani) yang diperoleh tidak sebanding atau tidak proporsional dengan harga di tingkat konsumen akhir. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, meskipun sebagai salah satu sentra penyumbang produksi cabai rawit, akan tetapi masih terdapat kendala pada saat melakukan pemasaran. Petani di Desa Ngantru tidak memiliki banyak pilihan dalam memasarkan hasil panennya dikarenakan tidak adanya pasar induk di Kecamatan Ngantang sehingga hasil panen akan langsung dijual kepada tengkulak desa. Selain itu petani di Desa Ngantru juga masih menjual hasil panennya kepada secara individu dan tidak secara berkelompok sehingga melemahkan posisi tawar petani terhadap tengkulak desa. Kondisi lainnya yang semakin melemahkan posisi tawar petani adalah keterbatasan petani dalam mengakses informasi terkait harga cabai rawit yang disebabkan oleh tidak adanya pasar induk di Kecamatan Ngantang. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menganalisis struktur pasar cabai rawit di Desa Ngantru; 2) Menganalisis perilaku pasar cabai rawit di Desa Ngantru; dan 3)Menganalisis kinerja pasar cabai rawit di Desa Ngantru. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive, dengan alasan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra penghasil cabai rawit untuk wilayah Kabupaten Malang. Penentuan responden petani cabai rawit dilakukan menggunakan pendekatan non probability sampling dengan pengambilan sampel melalui metode judgemental sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti dengan bantuan key informan. Penentuan responden lembaga pemasaran dilakukan menggunakan pendekatan non probability sampling dengan pengambilan sampel menggunakan forward snowball sampling, dimana pencarian informasi dimulai dari petani sampai lembaga pemasaran terakhir yang dapat dijangkau. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Untuk menganalisis struktur pasar dilakukan pengukuran terhadap derajat konsentrasi dengan alat analisis yaitu market share, IH, CR4, koefisien gini, dan indeks rosenbulth, barrier to entry, pengetahuan pasar serta diferensiasi produk. Untuk menganalisis perilaku pasar dilakukan analisis terhadap penentuan harga, kelembagaan pemasaran, promosi penjualan, tindakan predatory dan fungsi pemasaran yang dilakukan. Untuk menganalisis kinerja pasar dilakukan analisis terhadap marjin pemasaran, share harga petani, share biaya pemasaran, share keuntungan, R/C ratio dan indeks efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar cabai rawit di Desa Ngantru memiliki kecenderungan yang merujuk pada struktur pasar oligopoli. ii Adapun ciri-ciri yang dimunculkan antara lain : 1) konsentrasi pasar didominasi lembaga pemasaran cabai rawit dengan kriteria dalam pasar oligopoli; 2) belum ada hambatan untuk masuk pasar yang cukup berarti bagi seluruh lembaga pemasaran cabai rawit; 3) pengetahuan pasar yang dimiliki petani bisa dikatakan rendah karena sifat petani yang ingin langsung mendapat keuntungan dari hasil panennya tanpa peduli dengan keuntungan yang akan diterima oleh pedagang dan pasar tujuan dari hasil, sedangkan pedagang cabai rawit di Desa Ngantru memiliki akses yang lebih mudah terhadap informasi pasar meliputi informasi harga, ketersediaan, lokasi pemasaran serta informasi mengenai permintaan dan penawaran pasar terhadap cabai rawit. 4) bentuk cabai rawit yang dipasarkan secara umum tidak memiliki diferensiasi produk cukup berarti. Perilaku pasar cabai rawit di Desa Ngantru yang terbentuk yaitu : 1) Penentuan harga jual cabai rawit di tingkat petani lebih dikuasai oleh tengkulak. Sedangkan pada tingkat tengkulak proses penentuan harga ditentukan berdasarkan proses tawar-menawar dengan pelanggan; 2) Kelembagaan yang terbentuk diantara lembaga pemasaran cabai rawit di Desa Ngantru tidak berupa struktur organisasi dan tidak memiliki aturan yang berarti. Kelembagaan ini dimunculkan dalam bentuk kesepakatan yang secara tidak langsung diputuskan. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran cabai rawit di Desa Ngantru yaitu tengkulak, pedagang besar dan pedagang pengecer. Terdapat tiga saluran pemasaran cabai rawit di Desa Ngantru, yaitu saluran I petani – tengkulak – konsumen (pedagang luar kota), saluran II petani – tengkulak - pedagang besar- pengecer – konsumen dan saluran III petani – pedagang besar – pengecer – konsumen; 3) Pemasaran cabai rawit baik dari pihak petani maupun lembaga pemasaran tidak ada melakukan promosi penjualan produk; 4) Tengkulak melakukan kolusi dalam menentukan harga cabai rawit di tingkat petani karena memiliki daya tawar yang lebih kuat dibanding petani dan informasi pasar yang lebih luas dibanding petani; dan 5) petani cabai rawit yang sebagai produsen melakukan fungsi penjualan, pengemasan dan transportasi, sedangkan seluruh responden pedagang melakukan fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Kinerja pasar cabai rawit di Desa Ngantru menghasilkan marjin pemasaran, share harga yang diterima petani, share biaya pemasaran dan keuntungan, R/C ratio,serta MEI (marketing eficiency index) yang bervariasi. 1) marjin pemasaran yang terendah dimiliki oleh saluran pemasaran I, dengan distribusi marjin sebesar 100% di pihak tengkulak; 2) share harga yang diterima petani paling tinggi berada pada saluran I; 3) nilai rata-rata share biaya paling rendah dimiliki oleh pedagang besar; 4) share keuntungan tertinggi dimiliki tengkulak pada saluran pemasaran I; 5) R/C ratio tertinggi dimiliki oleh pedagang besar pada saluran pemasaran III; 6) nilai MEI tertinggi dimiliki oleh saluran pemasaran I. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah 1) Penyuluh dan kelompok tani dapat membantu petani dalam hal informasi harga cabai rawit ; 2) Sebaiknya petani dan lembaga pemasaran melakukan kegiatan promosi yang dapat meningkatkan pemasaran cabai rawit; dan 3) Bagi Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lembaga penentu harga (price maker) dan faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan harga cabai rawit di pada tingkat lokasi penelitian yang lebih luas.