Penampilan Produksi Peranakan Kambing Boer Berdasarkan Tipe Kelahiran Dan Sumber Pejantan
Main Author: | Aji, Agung Rizki Pratama |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5364/ |
ctrlnum |
5364 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/5364/</relation><title>Penampilan Produksi Peranakan Kambing
Boer Berdasarkan Tipe Kelahiran Dan
Sumber Pejantan</title><creator>Aji, Agung Rizki Pratama</creator><subject>636.390 821 Goats (Genetics)</subject><description>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penampilan produksi Bobot Lahir dan Bobot Sapih
Peranakan Kambing Boer berdasarkan tipe kelahiran dan
sumber pejantan. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Burja
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Waktu pelaksanaan dimulai
dari tanggal 17 Mei - 02 juni 2016. Materi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kambing milik CV. Burja di
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang terdiri dari 10 ekor
pejantan Boer murni, 317 kambing betina lokal, 457 kambing
Peranakan Boer F1( 227 jantan dan 230 betina). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data yang
diambil adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan
karyawan CV. Kambing Burja dan pengamatan langsung
dilapang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
dari catatan atau recording yang berkaitan dari parameter yang
diamati yang sudah resmi disimpan oleh CV. Burja Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan sampel menggunakan purposive
sampling, yaitu sampel yang akan digunakan telah ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yaitu, anak kambing peranakan
Boer hasil persilangan pejantan Boer dengan kambing betina
lokal. Variable yang dianalisis adalah bobot lahir dan bobot
sapih. Data dianalisa dengan ANOVA (Analysis of Varians)
Rancangan Acak Lengkap Pola Satu Arah.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot lahir tipe
kelahiran tunggal memiliki rata-rata bobot lahir jantan dan
betina masing-masing sebesar 2,99±0,50 dan 3,05±0,40 kg.
Hasil analisis uji t terhadap bobot lahir anak jantan dan betina
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05).
Berdasarkan analisis ragam antara bobot lahir jantan dan betina
tipe kelahiran tunggal berdasarkan pejantan kambing Boer yang
berbeda pada genetik F1 menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata (P>0,05). Rataan bobot lahir jantan tipe kelahiran tunggal
tertinggi adalah anak dari pejantan GD sebesar 3,31±0,70 kg.
Sedangkan bobot lahir betina tertinggi sebesar 3,28±0,44 kg
diperoleh dari pejantan AD. Berdasarkan hasil pengamatan
bobot lahir tipe kelahiran kembar diketahui bahwa hasil hasil
rata-rata bobot lahir jantan dan betina masing- masing sebesar
2,72±0,32 dan 2,57±0,32 kg.
Hasil analisis uji t terhadap bobot lahir jantan dan betina
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Hasil
analisis ragam menunjukkan adanya perberbedaan yang nyata
(P<0,05) antara bobot lahir jantan dan betina tipe kelahiran
kembar pada pejantan kambing Boer yang berbeda. Rataan
bobot lahir jantan tipe kelahiran kembar tertinggi adalah anak
dari pejantan TR sebesar 2,89±0,42 kg. Sedangkan bobot lahir
betina tertinggi sebesar 2,75±0,26 kg diperoleh dari pejantan
DA. Hasil pengamatan menunjukkan bobot sapih tipe kelahiran
tunggal memiliki rata-rata bobot sapih jantan dan betina
masing- masing sebesar 13,08±3,44 dan 12,11±2,82 kg. Hasil analisis uji t terhadap bobot sapih anak jantan dan betina tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Berdasarkan
analisis ragam menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
(P>0,05) antara bobot sapih jantan dan betina tipe kelahiran
tunggal pada pejantan kambing Boer yang berbeda.
Rataan bobot sapih jantan tipe kelahiran tunggal tertinggi
adalah anak dari pejantan RK sebesar 14,72 ± 3,83 kg.
Sedangkan bobot sapih betina tertinggi sebesar 13,44 ± 2,74 kg
diperoleh dari pejantan CC. Berdasarkan hasil pengamatan
bobot sapih anak tipe kelahiran kembar diketahui bahwa hasil
rata-rata bobot sapih anak jantan dan betina masing- masing
sebesar 10,77±2,56 dan 10,17±2,24 kg. Hasil analisis uji t
terhadap bobot sapih jantan dan betina menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0,05). Berdasarkan analisis ragam menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) antara bobot sapih anak
jantan maupun betina tipe kelahiran kembar pada pejantan
kambing Boer yang berbeda. Rataan bobot sapih jantan tipe
kelahiran kembar tertinggi adalah anak dari pejantan CH
sebesar 12,75 ± 3,74 kg. Sedangkan bobot sapih betina tertinggi
sebesar 11,79 ± 3,15 kg diperoleh dari pejantan TR.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bobot lahir dan
bobot sapih pada tipe kelahiran tunggal jenis kelamin anak
jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Sedangkan bobot lahir dan bobot sapih pada tipe kelahiran
kembar jenis kelamin jantan lebih besar dari pada betina.
Pejantan kambing Boer berpengaruh signifikan terhadap bobot
lahir jantan dan betina tipe kelahiran kembar, tetapi tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bobot lahir tipe
kelahiran tunggal, bobot sapih tipe kelahiran tunggal dan bobot
sapih tipe kelahiran kembar. Berdasarkan hasil penelitian
disarankan untuk penelitian berikutnya dilakukan Analisis
tentang performans peranakan kambing Boer berdasarkan
genetik F1 dan F2 pada Paritas yang berbeda agar dapat digunakan sebagai dasar seleksi sehingga kemajuan genetik
dapat tercapai.</description><date>2017-08-11</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Aji, Agung Rizki Pratama (2017) Penampilan Produksi Peranakan Kambing Boer Berdasarkan Tipe Kelahiran Dan Sumber Pejantan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FPT/2017/346/051709942</relation><recordID>5364</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview |
author |
Aji, Agung Rizki Pratama |
title |
Penampilan Produksi Peranakan Kambing
Boer Berdasarkan Tipe Kelahiran Dan
Sumber Pejantan |
publishDate |
2017 |
topic |
636.390 821 Goats (Genetics) |
url |
http://repository.ub.ac.id/5364/ |
contents |
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penampilan produksi Bobot Lahir dan Bobot Sapih
Peranakan Kambing Boer berdasarkan tipe kelahiran dan
sumber pejantan. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Burja
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Waktu pelaksanaan dimulai
dari tanggal 17 Mei - 02 juni 2016. Materi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kambing milik CV. Burja di
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang terdiri dari 10 ekor
pejantan Boer murni, 317 kambing betina lokal, 457 kambing
Peranakan Boer F1( 227 jantan dan 230 betina). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data yang
diambil adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan
karyawan CV. Kambing Burja dan pengamatan langsung
dilapang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
dari catatan atau recording yang berkaitan dari parameter yang
diamati yang sudah resmi disimpan oleh CV. Burja Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan sampel menggunakan purposive
sampling, yaitu sampel yang akan digunakan telah ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yaitu, anak kambing peranakan
Boer hasil persilangan pejantan Boer dengan kambing betina
lokal. Variable yang dianalisis adalah bobot lahir dan bobot
sapih. Data dianalisa dengan ANOVA (Analysis of Varians)
Rancangan Acak Lengkap Pola Satu Arah.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot lahir tipe
kelahiran tunggal memiliki rata-rata bobot lahir jantan dan
betina masing-masing sebesar 2,99±0,50 dan 3,05±0,40 kg.
Hasil analisis uji t terhadap bobot lahir anak jantan dan betina
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05).
Berdasarkan analisis ragam antara bobot lahir jantan dan betina
tipe kelahiran tunggal berdasarkan pejantan kambing Boer yang
berbeda pada genetik F1 menunjukkan hasil yang tidak berbeda
nyata (P>0,05). Rataan bobot lahir jantan tipe kelahiran tunggal
tertinggi adalah anak dari pejantan GD sebesar 3,31±0,70 kg.
Sedangkan bobot lahir betina tertinggi sebesar 3,28±0,44 kg
diperoleh dari pejantan AD. Berdasarkan hasil pengamatan
bobot lahir tipe kelahiran kembar diketahui bahwa hasil hasil
rata-rata bobot lahir jantan dan betina masing- masing sebesar
2,72±0,32 dan 2,57±0,32 kg.
Hasil analisis uji t terhadap bobot lahir jantan dan betina
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Hasil
analisis ragam menunjukkan adanya perberbedaan yang nyata
(P<0,05) antara bobot lahir jantan dan betina tipe kelahiran
kembar pada pejantan kambing Boer yang berbeda. Rataan
bobot lahir jantan tipe kelahiran kembar tertinggi adalah anak
dari pejantan TR sebesar 2,89±0,42 kg. Sedangkan bobot lahir
betina tertinggi sebesar 2,75±0,26 kg diperoleh dari pejantan
DA. Hasil pengamatan menunjukkan bobot sapih tipe kelahiran
tunggal memiliki rata-rata bobot sapih jantan dan betina
masing- masing sebesar 13,08±3,44 dan 12,11±2,82 kg. Hasil analisis uji t terhadap bobot sapih anak jantan dan betina tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Berdasarkan
analisis ragam menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
(P>0,05) antara bobot sapih jantan dan betina tipe kelahiran
tunggal pada pejantan kambing Boer yang berbeda.
Rataan bobot sapih jantan tipe kelahiran tunggal tertinggi
adalah anak dari pejantan RK sebesar 14,72 ± 3,83 kg.
Sedangkan bobot sapih betina tertinggi sebesar 13,44 ± 2,74 kg
diperoleh dari pejantan CC. Berdasarkan hasil pengamatan
bobot sapih anak tipe kelahiran kembar diketahui bahwa hasil
rata-rata bobot sapih anak jantan dan betina masing- masing
sebesar 10,77±2,56 dan 10,17±2,24 kg. Hasil analisis uji t
terhadap bobot sapih jantan dan betina menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0,05). Berdasarkan analisis ragam menunjukkan
hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) antara bobot sapih anak
jantan maupun betina tipe kelahiran kembar pada pejantan
kambing Boer yang berbeda. Rataan bobot sapih jantan tipe
kelahiran kembar tertinggi adalah anak dari pejantan CH
sebesar 12,75 ± 3,74 kg. Sedangkan bobot sapih betina tertinggi
sebesar 11,79 ± 3,15 kg diperoleh dari pejantan TR.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bobot lahir dan
bobot sapih pada tipe kelahiran tunggal jenis kelamin anak
jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Sedangkan bobot lahir dan bobot sapih pada tipe kelahiran
kembar jenis kelamin jantan lebih besar dari pada betina.
Pejantan kambing Boer berpengaruh signifikan terhadap bobot
lahir jantan dan betina tipe kelahiran kembar, tetapi tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bobot lahir tipe
kelahiran tunggal, bobot sapih tipe kelahiran tunggal dan bobot
sapih tipe kelahiran kembar. Berdasarkan hasil penelitian
disarankan untuk penelitian berikutnya dilakukan Analisis
tentang performans peranakan kambing Boer berdasarkan
genetik F1 dan F2 pada Paritas yang berbeda agar dapat digunakan sebagai dasar seleksi sehingga kemajuan genetik
dapat tercapai. |
id |
IOS4666.5364 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2018-01-19T18:32:31Z |
last_indexed |
2021-10-18T02:10:37Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751453616954146816 |
score |
17.538404 |