Perbandingan Frekuensi Pernapasan, Suhu Rektal, Heat Tolerance Coefficient Pada Sapi Madura Dan Sapi Madrasin (Madura Limousin) Di Kabupaten Sumenep Madura
Main Author: | Ningrum, Betris Sofia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5347/ |
Daftar Isi:
- Sapi Madura merupakan salah satu plasma nutfah yang berkembang baik di Madura. Sapi Madura menjadi bangsa sapi yang mempunyai daya adaptasi yang sangat tinggi terhadap lingkungan. Peternak rakyat di pulau Madura menggunakan dua bangsa sapi yaitu sapi Madura dan sapi Madrasin. Perkawinan silang antara sapi Madura dan sapi Limousin untuk memperbaiki mutu genetik dan produktivitas sapi lokal. Sapi Madrasin memiliki penampilan eksterior tubuh yang lebih berat dari pada sapi Madura. Oleh karena itu, perlunya dilakukan pengukuran terhadap kondisi fisiologis ternak berupa suhu rektal, frekuensi pernafasan dan HTC sebagai acuan ternak berproduksi optimal sesuai dengan kemampuan genetik yang dimiliki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep Madura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi fisiologis dari sapi Madura dan sapi Madrasin yang meliputi pengukuran frekuensi pernafasan, suhu rektal, dan HTC (Heat Tolerance Coefficient). Materi penelitian yang digunakan ini berjumlah 80 ekor sapi Madura yang terdiri dari 20 ekor sapi Madura jantan, 20 ekor sapi Madura betina, 20 ekor sapi Madrasin (Persilangan antara sapi Limousin dengan sapi Madura) jantan dan 20 ekor sapi Madrasin betina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey dengan pengumpulan data primer. Data primer didapat dari pengamatan secara langsung di lapangan yang meliputi suhu dan kelembaban, pengukuran suhu rektal, frekuensi pernafasan dan HTC. Metode sampling ternak menggunakan purpossive sampling berdasarkan kepemilikan ternak. Variabel yang diamati meliputi pengamatan frekuensi pernafasan, pengukuran suhu rektal dan HTC pada sapi Madura-Madrasin. Analisis data yang digunakan untuk menganalisa perbandingan frekuensi pernafasan, suhu rektal, HTC pada sapi Madura dan sapi Madrasin (Madura-Limousin) di Kabupaten Sumenep Madura menggunakan uji pola tersarang (Nested). Perlakuan penelitian yaitu pengukuran suhu tubuh (rektal) menggunakan thermometer yang dimasukan kedalam rektum dan pengamatan frekuensi pernafasan yang dihitung menggunakan Hand Tally Counter selama 1 menit. Frekuensi pernafasan dan suhu tubuh sapi Madura-Madrasin sebagai parameter untuk perhitungan HTC (Heat Tolerance Coeffcient) dengan menggunakan rumus Benezra. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perbedaan bangsa sapi dan jenis kelamin tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap suhu rektal sapi, frekuensi pernafasan, HTC pada sapi Madura dan sapi Madrasin. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pada sapi Madura dan sapi persilangan Madrasin (Madura-Limousin) yang dipelihara di dataran rendah bersuhu panas memiliki rataan HTC pada siang hari sebesar 2,2, frekuensi pernafasan sebesar 28 kali/min dan suhu rektal sebesar 38oC maka dapat dikatakan sapi tidak mengalami cekaman panas dan sapi Madrasin cocok untuk dikembangkan di Madura. Saran dari penelitian untuk mendapatkan nilai HTC yang normal perlu dilakukan perbaikan kualitas pakan serta memperhatikan kenyamanan ternak agar ternak tidak mengalami cekaman panas yang cukup tinggi sehingga produktifitas ternak dapat ditingkatkan.