Hubungan Body Condition Score Terhadap Service Per Conception Dan Non Return Rate Sapi Potong Peranakan Ongole Di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

Main Author: Aji, Nafi’ Eka Latikta
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5182/
Daftar Isi:
  • Body Condition Score (BCS) adalah metode untuk memberi skor nilai kondisi tubuh ternak baik secara visual dan dengan perabaan pada timbunan lemak tubuh dibawah kulit sekitar pangkal ekor, tulang punggung dan pinggul. BCS dapat digunakan untuk mengevaluasi manajemen pemberian pakan serta menilai status kesehatan dan nutrisi pada ternak. BCS telah terbukti menjadi alat praktis yang penting dalam menilai kondisi tubuh ternak serta sebagai indikator sederhana untuk menilai ketersediaan cadangan lemak tubuh. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2016 – 15 Maret 2017. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara BCS dengan S/C dan NRR pada Sapi Peranakan Ongole. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam meningkatkan produktivitas Sapi Peranakan Ongole di kecamatan Paciran Kabupatan Lamongan Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk Sapi potong Peranakan Ongole sebanyak 82 ekor yang diambil secara purposive sampling. Metode yang digunakan adalah survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Variable yang di amati meliputi BCS, angka kawin per kebunting (S/C) dan non return rate (NRR). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji one way anova, korelasi dan regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai S/C sapi Peranakan Ongole pada BCS 2, 3 dan 4 masing-masing adalah (1,43±0,50), (1,40±0,56) dan (1,36±0,58). Deteksi kebuntingan dini melakukan pengamatan NRR didapatkan nilai NRR pada BCS 2 adalah NRR21 (73%), NRR42 (73%), dan NRR62 (66%), pada BCS 3 nilai NRR21 (76%), NRR42 (73%), dan NRR62 (66%) yang terakhir pada BCS 4 nilai NRR21 (81%), NRR42 (81%), dan NRR62 (77%). Hasil analisis korelasi regresi hubungan antara BCS dengan S/C didapatkan persamaan Y = 2.38 - 0,034 X, dengan koefisien determinasi (R2) yaitu 0,25%, dan koefisien korelasi (r) sebesar -0,05. Analisis one way anova deteksi kebuntingan dini menggunakan metode NRR tidak menujukan perbedaan pada berbagai BCS terhadap berbagai NRR. Kesimpulan BCS pada sapi PO memiliki hubungan yang rendah terhadap S/C. Sedangkan evaluasi kebuntingan dengan menggunakan metode NRR menujukan tingkat kesuburan yang lebih tinggi pada BCS 4. Saran untuk mendapatkan produksi yang maksimal pada sapi PO adalah dengan memilih Sapi pada BCS 4 atau sedang.