Partnership Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Studi Pada Agroindustri Cassava Flour Di Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek)
Main Author: | Safitri, Hindun Ratna Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5178/ |
Daftar Isi:
- Pengembangan ekonomi lokal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka dari itu, untuk meningkatkan pengembangan ekonomi di daerah pemerintah membuat PNPM Mandiri dengan kecamatan yang menjadi fokus program dan BKAD kecamatan yang mengelola program tersebut, Di dalam pengembangan ekonomi lokal ini, memerlukan suatu proses partnership dimana sektor swasta, masyarakat, dan BKAD mengelola sumber daya daerah yang ada untuk merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan dan menganalisis proses partnership yang terjalin antara pihak swasta, masyarakat, dan BKAD dalam pengembangan ekonomi lokal pada agroindustri cassava flour di Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek, 2) Mendeskripsikan dan menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam proses partnership yang terjalin antara pihak swasta, masyarakat, dan BKAD dalam pengembangan ekonomi lokal pada agroindustri cassava flour di Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penelitian berlokasi di Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek dengan situs penelitian di Kantor Kecamatan Karangan, CV. Tulus Abadi, dan masyarakat yang memproduksi chips singkong. Fokus dalam penelitian ini adalah: 1) Proses partnership yang terjalin antara pihak swasta, masyarakat, dan BKAD, dan 2) kendala-kendala yang dihadapi dalam proses partnership yang terjalin antara pihak swasta, masyarakat, dan BKAD. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008, pola partnership yang terjadi dalam agroindustri cassava flour di Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek adalah pola perdagangan umum. Sedangkan berdasarkan tingkatan pola kemitraan yang dikemukakan oleh Sutawi (2004) tingkatan pola partnership yang terjadi adalah pola kemitraan sederhana (pemula), dan 2) kendala-kendala yang dihadapi adalah tidak pastinya sarana produksi karena masalah hama dan musim, tidak kontinyunya modal, ketidakpastian program, terbatasnya peran BKAD, serta keterbatasan informasi dari masyarakat. Saran dari peneliti adalah diperlukan inisiatif dari pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi cassava flour, serta diperlukan adanya partnership yang baik antara pihak swasta, masyarakat, dan BKAD agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.