Pengaruh Perlakuan Peretasan Biji Terhadap Perkecambahan Benih Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Dengan Metode In-Vitro Dan Lapang
Main Author: | Syahputra, Rizkha Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5165/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang dan di Laboratorium Lapang Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Malang, mulai 21 November 2016 sampai dengan 14 Desember 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui macam perlakuan peretasan, perlakuan terbaik yang mempengaruhi perkecambahan serta mengetahui indeks vigor dan pertumbuhan kecambah benih kelor (Moringa oleifera Lam.) di laboratorium dan lapang. Materi penelitian adalah benih kelor (Moringa oleifera Lam.) dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan bentuk fisik utuh, kering dan beratnya ≥ 0,2 g. Jumlah benih kelor yang diteliti sebanyak 400 biji yang terbagi di laboratorium dan di lapang masing-masing 200 biji. Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium dan lapang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang, 4 perlakuan, 5 ulangan. Data dianalisis dengan Analisis Variansi (ANAVA), apabila terdapat perbedaan hasil signifikan, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Pendugaan pola pertumbuhan plumula dan radikula dilakukan analisis regresi eksponensial. Perlakuan yang digunakan adalah benih kelor tanpa perlakuan peretasan (P0), benih direndam dalam air dengan suhu awal 75 oC selama 15 menit (P1), benih diamplas (P2) dan benih dikelupas kulit bijinya (P3). Variabel penelitian meliputi daya berkecambah, viabilitas benih, rata-rata hari berkecambah, indeks vigor, panjang plumula dan panjang radikula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan peretasan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap uji daya kecambah dan viabilitas, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap rata-rata hari berkecambah, indeks vigor benih kelor di laboratorium dan lapang. Perlakuan P2 di laboratorium lebih tinggi daripada P0, P1 dan P3 dengan nilai daya kecambah 97,96 ± 0,229%, viabilitas 100 ± 0,000%, rata-rata hari berkecambah 3,62 ± 0,370 hari, indeks vigor 2,78 ± 0,345 biji/hari, sedangkan pendugaan pertumbuhan plumula memiliki determinasi 0,472 dengan laju pertumbuhan 0,205 cm/hari dan radikula determinasi 0,704 dengan laju pertumbuhan 0,154 cm/hari terhadap umur sampai 14 HST. Adapun hasil di lapang diperoleh bahwa perlakuan P0 lebih tinggi daripada P1, P2 dan P3 dengan nilai daya kecambah 79,65 ± 0,665%, viabilitas 85,58 ± 0,721%, ratarata hari berkecambah 10,46 ±0,643 hari, indeks vigor 0,83 ± 0,153 biji/hari dan pendugaan pertumbuhan plumula memiliki determinasi 0,587 dengan laju pertumbuhan 0,084 cm/hari terhadap umur sampai 21 HST. Kesimpulan penelitian diperoleh bahwa perlakuan peretasan dengan pengamplasan mampu meningkatkan daya kecambah, indeks vigor, panjang plumula dan radikula serta mempercepat rata-rata hari perkecambahan benih kelor di laboratorium, namun perlakuan tersebut memberikan hasil lebih rendah dibandingkan dengan benih kelor tanpa perlakuan peretasan saat dikecambahkan di lapang.