Analisis Hubungan Partisipasi Dengan Kinerja Petani Terhadap Keberhasilan Program Kemitraan (Studi Kasus pada Petani Mitra PT. Mitratani Dua Tujuh, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur)
Main Author: | Agistaningrum, Alivia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5136/ |
Daftar Isi:
- Edamame adalah tanaman yang berasal dari Jepang dan termasuk komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Edamame banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jepang sebagai masakan sehari-hari. Edamame sangat cocok ditanam di Kabupaten Jember karena termasuk daerah dengan dataran rendah dengan iklimnya yang panas. Penghasil kedelai di Jawa Timur menyebar ke beberapa kabupaten seperti Banyuwangi, Bojonegoro, Pasuruan, Lamongan, Sampang, dan Jember. Kedelai yang dihasilkan Kabupaten Jember memiliki keunggulan tersendiri yaitu dari segi rasa dan kesegaran produknya sehingga mampu menembus pasar internasional. Tingginya peluang pasar dunia untuk Edamame membuat Pemerintah Kabupaten Jember dan PT. Mitratani Dua Tujuh sebagai perusahaan yang mengembangkan kedelai Edamame di Jember, dengan cara meningkatkan produksi kedelai dari tahun ke tahun. Bahkan di tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Jember bertekad untuk terus memacu peningkataan produksi kedelai dengan menggandeng para petani lokal dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan. Langkah awal pengembangan Edamame telah dilakukan PT. Mitratani Dua Tujuh dengan bermitra dengan petani di wilayah Tanggul Jember untuk melakukan penanaman Edamame di lahan seluas 5 hektar. Permasalahan dalam kegiatan kemitraan ini antara lain petani yang tidak aktif dalam partisipasi sehingga kurang terlatih dalam pencatatan pengaplikasian pestisida serta tidak terbiasa terkoordinir dalam sebuah forum. Petani mitra juga tidak menjalankan SOP atau rekomendasi dari perusahaan sehingga hasil produksi Edamame kurang optimal. Edamame terutama yang telah tersortasi dalam kualitas ekspor harus memiliki catatan pengaplikasian pestisida dengan jelas dan dibukukan dengan baik. Keberhasilan dari pelaksanaan kinerja organisasi juga dapat ditentukan melalui penilaian kinerja individu dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi. Penilaian prestasi kerja dapat terpenuhi apabila penilaian mempunyai hubungan dengan pekerjaan dan adanya standar pelaksanaan kerja. Partisipasi dan kinerja masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program pemberdayaan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kegiatan program kemitraan PT. Mitratani Dua Tujuh, mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi partisipasi dan kinerja (2) Kinerja petani. (3) Menganalisis hubungan antara pengelolaan dan partisipasi petani. (4) Menganalisis hubungan antara partisiapsi dan kinerja petani, dan (5) hubungan kinerja pada keberhasilan program kemitraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode Mixed Method dan dilakukan secara sengaja atau purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah metode likert dan tabel skoring, data tersebut kemudian diolah dengan menggunaka software SPSS dengan analisis Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program telah berjalan dan tahap yang memiliki nilai partisipasi paling tinggi dengan kategori i 9 nilai sedang adalah pada tahap pelaksanaan dan evaluasi dengan nilai 47,92% dan 48,00%, sedangkan pada tahap perencanaan partisipasi petani masih dalam kategori rendah dengan nilai 25,00%. Faktor yang paling mempengaruhi partisipasi adalah harga 80% dan persepsi 56,67% petani terhadap program kemitraan. Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sumberdaya dan penyuluhan dengan nilai skoring likert sebesar 72,5% dan 69,17%. Variabel pengelolaan program dan partisipasi tidak memiliki hubungan karena bernilai lebih rendah dari nilai X2 sebesar 9,488. petani dapat melaksanaan pengelolaan program dengan baik pula. Berdasarkan hasil korelasi chi square yang tertinggi ada pada indikator perencanaan program dan partisipasi perusahaan sebesar 30,000. Hubungan kedua variabel yaitu kinerja dan partisipasi tersebut tidak semuanya signifikan karena nilai x2 pada indiaktor penyuluhan adalah 2,569 < 9,488 hubungan kedua indikator termasuk tidak searah sehingga jika nilai partisipasi tinggi, maka nilai kinerjanya akan mengalami penurunan. Nilai partisipasi perusahaan justru bernilai signifikan karena lebih besar dari Chi Squre hitung dengan taraf signifikansi 0,05 dan x2 tabel yaitu 9,488. Pada indikator kerjasama dan partisipasi mendapatkan nilai yang signifikan karena x2 bernilai 10,375 > 9,488 sehingga apabila tingkat kerjasama petani tinggi maka partisipasi dari petani juga akan tinggi. Berdasarkan hasil korelasi dengan SPSS, didapatkan hasil bahwa penerimaan petani setelah mengikuti kemitraan dan kinerja tidak memiliki korelasi dan bernilai cukup rendah. Behubungan terbalik dengan penerimaan petani setelah mengikuti kemitraan, tidak memiliki nilai korelasi yang tinggi. Berarti semakin tinggi penerimaan petani setelah mengikuti kemitraan, maka kinerja petani akan semakin rendah.