Pemanfaatan Hasil Pengomposan Sludge Atau Slurry Dengan Jerami Tebu Dan Dekomposer Nabati Sebagai Media Pertumbuhan Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)
Main Author: | Ari, Madra Maulana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5111/ |
Daftar Isi:
- Usaha peternakan sapi perah menghasilkan limbah sludge (limbah unit biogas) dan slurry (pembersihan feses pada lantai kandang). Sludge dan slurry belum dimanfaatkan secara maksimal dan perlu penanganan lebih lanjut, bentuk penanganan lebih lanjut salah satunya adalah dengan metode pengomposan dengan cara mencampur dengan jerami tebu dan menggunakan dekomposer nabati. Proses pengomposan limbah sludge dan slurry, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai media pemeliharaan cacing tanah Lumbricus rubellus. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama adalah proses pengomposa pada bulan November 2016 di rumah bapak Sulis di Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dan tahap kedua pemeliharaan cacing tanah dilaksanakan pada tanggal 5 Januari- 3 Februari 2017 di Jalan Tirto Mulyo Gg 7, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan cacing tanah yang meliputi pertambahan bobot dan jumlah cacing tanah dengan memanfaatkan media sludge dan slurry. Materi penelitian adalah 400 g cacing tanah (Lumbricus rubellus) berumur ±2 bulan yang berjumlah 1213 ekor, sludge dan slurry yang ditambahkan jerami tebu dan dekomposer nabati sebagai media. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang dengan dua faktor. Faktor pertama adalah media yang terdiri dari 2 media dan faktor kedua adalah waktu pemeliharaan yang terdiri dari 4 pengamatan berdasarkan waktu pengamatan (setiap minggu), sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan dengan 4 kali ulangan dan diperoleh 32 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam yang dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui hasil terbaik pada masing- masing media (media sludge dan slurry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) antara media sludge dan slurry terhadap pertumbuhan cacing tanah, sedangkan pertambahan bobot dan jumlah cacing tanah berbeda sangat nyata (P<0,01) pada setiap minggu pengamatan yang tersarang pada media. Rataan pertambahan bobot cacing tanah pada setiap minggu pengamatan adalah : Media sludge P1 19,75±1,70 g, P2 8,75±2,5 g, P3 -6,5±2,64 g dan P4 -11,5±0,57 g ; Media slurry P1 21,25±0,5 g, P2 10±2,70 g, P3 -5,5±1,73 g dan P4 - 13,75±4,11 g. Hasil rataan pertambahan bobot cacing tanah tertinggi pada media sludge pada pengamatan (P1) yaitu 19,75±1,70 g dan media slurry pada pengamatan (P1) yaitu 21,25±0,5 g. Hasil rataan pertambahan jumlah cacing tanah pada setiap minggu pengamatan adalah : Media sludge P1 9,75±5,25 ekor, P2 1±0,81 ekor, P3 -2,25±2,5 ekor dan P4 - 6,25±5,25 ekor ; Media slurry P1 9,75± 4,57 ekor, P2 1,5±2,08 ekor, P3 -3,25±1,25 ekor dan P4 -15±9,83 ekor. Hasil rataan tertinggi pertambahan jumlah cacing tanah pada media sludge pada pengamatan (P1) yaitu 9,75±5,25 ekor dan media slurry pada pengamatan (P1) yaitu 9,75± 4,57 ekor. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertambahan bobot dan jumlah cacing tanah tertinggi baik pada media sludge maupun media slurry terjadi pada minggu pertama pemeliharaan. Saran dari penelitian ini adalah perlu diketahui perbandingan bahan media yang optimum untuk digunakan sebagai media pemeliharaan cacing tanah serta perlu diketahui ketersediaan kandungan nutrien media pada setiap minggu pemeliharaan. Dalam pemilihan media pemeliharaan cacing tanah ada kecenderungan media slurry lebih bagus daripada media sludge untuk digunakan sebagai media cacing tanah.