Analisis Model Zero Waste Dengan Pendekatan Sistem Integrasi Usahatani Jagung Berbasis Peternakan Sapi Potong Serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani Di Desa Banyubang Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan
Main Author: | Tiyas, Yayuk Wahyuning |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5082/ |
Daftar Isi:
- Sistem pertanian terpadu berupa integrasi antara sektor pertanian dan peternakan menjadi alternatif solusi sistem usahatani dengan tidak membuang hasil limbah ikutan dengan menggunakan konsep model zero waste (nol limbah). Potensi model zero waste memiliki prospek dapat meningkatkan hasil produktivitas melalui proses yang dilakukan dalam setiap tahapannya. Implementasi model zero waste dengan pendekatan sistem integrasi usahatani jagung berbasis peternakan sapi potong serta pengaruhnya terhadap pendapatan petani di Desa Banyubang Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model zero waste yang diterapkan di Desa Banyubang melalui integrasi usahatani jagung berbasis ternak sapi potong serta tingkat pendapatan petani sehingga penelitian diharapkan mampu memperbaiki model pertanian konvensional menjadi ramah lingkungan atau organik dan menghasilkan produk unggulan jagung. Potensi model pertanian zero waste perlu dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan melalui sistem usahatani yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemanfaatan limbah dari setiap prosesnya mampu memperpanjang siklus produksi sehingga menjadi nilai tambah tersendiri. Penggunaan limbah daun,batang dan kulit jagung yang dapat digunakan sebagai pupuk kompos dan pakan ternak secara langsung untuk pemeliharaan dan penggemukan badan ternak. Selanjutnya limbah peternakan berupa kotoran (fases) dan urine dapat digunakan sebagai energi alternatif biogas rumah tangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan uji statistik inferensial. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung usahatani jagung yang dilakukan petani selama satu musim tanam mulai bulan Oktober sampai Desember 2016. Selanjutnya uji statistik inferensial yakni uji beda rata-rata (Independent sample t-test) digunakan untuk membandingkan tingkat pendapatan petani jagung integrasi dan non integrasi dengan taraf kesalahan α=5 %. Populasi yang digunakan dalam penelitian yakni 2 populasi antara lain petani yang melakukan sistem integrasi usahatani jagung dan peternakan sapi potong yang menerapkan konsep model zero waste serta petani yang hanya melakukan sistem usahatani jagung murni. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan probability sampling dengan teknik cluster random sampling sehingga jumlah responden 34 orang. Berdasarkan hasil perhitungan masing-masing jumlah responden untuk petani integrasi sebanyak 16 orang dan petani non integrasi sebanyak 18 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem integrasi usahatani jagung dan ternak sapi potong menggunakan model zero waste telah memanfaatkan produk dan limbah sesuai dengan konsep pertanian terpadu 4F (Food, Feed, Fertilizer, Fuel) sehingga berdampak positif terhadap kedua komponen sektor usahatani jagung dan peternakan ii sapi potong. Pengaplikasina model zero waste dari tanaman jagung dimanfatkan sebagai pakan sapi potong yang berguna dalam proses penggemukan berat badan sapi dan dapat digunakan sebagai pupuk kompos, sedangkan limbah dari ternak sapi potong berupa kotoran (fases) dan urine dapat dimanfaatkan petani sebagai pupuk organik untuk menambah tingkat kesuburan lahan pertanian jagung kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti elpiji bagi rumah tangga petani melalui instalasi biogas. Selanjutnya hasil analisis uji beda rata-rata (Independent sample t-test) pendapatan petani yang melakukan integrasi dan non integrasi menunjukan bahwa t hitung > t tabel dengan hasil angka 3.423> 2.0369 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, dengan artian bahwa terdapat perbedaan rata-rata pendapatan antara petani yang menerapkan sistem integrasi usahatani jagung dan ternak sapi potong menggunakan model zero waste dengan petani yang hanya melakukan usahatani jagung murni. Total biaya variabel usahatani rata-rata per hektar petani integrasi sebesar Rp 6.434.636, biaya tetap Rp 247.905 sehingga total biaya Rp 6.682.541 sedangkan petani non integrasi biaya variabel sebesar Rp 7.855.981, biaya tetap Rp 189.506 sehingga total biaya Rp 8.045.487. Penggunaan limbah kotoran ternak sapi limbah jagung dimanfaatkan oleh petani integrasi sebagai tambahan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah sehingga dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan dalam proses usahatani jagung. Total penerimaan rata-rata per hektar usahatani jagung petani integrasi sebesar Rp 23.459.497 sedangkan petani non integrasi sebesar Rp 16.923.076. Pendapatan rata-rata per hektar usahatani jagung petani integrasi sebesar Rp 16.776.955 sedangkan petani non integrasi sebesar Rp 8.877.587, R/C Ratio petani integrasi sebesar 2.10 dan petani non integrasi sebesar 3.51 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sistem usahatani jagung layak untuk dilakukan akan tetapi sistem integrasi usahatani jagung dan ternak sapi menggunakan model zero waste lebih tinggi dibandingkan non integrasi dan dapat memperpanjang siklus produk limbah hasil ikutannya. Pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas mampu mneghasilkan substitusi LPG sebesar 1.15 Kg/3 hari sehingga menghemat biaya sebesar Rp 7.091. Kemudian energi biogas dapat mengganti LPG sebesar 11.5 tabung gas LPG dengan berat 3 Kg dan dapat menghemat biaya kebutuhan rumah tangga sebesar Rp 212.730/musim tanam. Saran pada penelitian ini sebaiknya pemerintah lebih mengembangkan pertanian model zero waste sehingga mampu menghasilkan produk pangan unggul melalui teknologi penggunaan limbah yang berasal dari sektor pertanian maupun peternakan sebagai pupuk organik selajutnya produktivitas mencapai hasil optimal serta dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani lokal.