Analisis Efisiensi Biaya Usahatani Padi Di Desa Mangunrejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Dengan Metode Cfa (Cost Frontier Analysis)
Main Author: | Petriyana, Linda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/5043/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan beras nasional yang dipenuhi dengan impor mengakibatkan beras domestik kalah bersaing, karena harga beras impor yang lebih murah. Oleh sebab itu, pemerintah berusaha untuk mengurangi kuota impor dan meningkatkan produksi padi domestik terutama di daerah sentra. Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah sentra produksi karena memiliki kecukupan sumberdaya pertanian. Namun daerah ini memiliki produktivitas lahan yang rendah, sehingga petani berupaya meningkatkan produksi dengan cara menambah jumlah input produksi, namun jarang memperhatikan manajemen usahataninya. Hal ini menyebabkan total biaya produksi yang dikeluarkan petani meningkat. Tingginya biaya produksi tersebut akan menurunkan keuntungan yang diperoleh petani dan akhirnya akan mempengaruhi efisiensi biayanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi biaya dan menganalisis pola inefisiensi biaya usahatani padi di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penarikan sampel dilakukan dengan probability sampling menggunakan metode simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 70 responden. Penelitian ini menggunakan data primer berupa observasi dan wawancara, serta data sekunder yang berasal dari studi kepustakaan dan data dari instansi terkait. Analisis Cost Frontier Analysis digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi biaya usahatani padi dan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui pola inefisiensi biaya yang dilihat melalui faktor sosial ekonomi petani. Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan harga pestisida, upah tenaga kerja dan biaya traktor akan mengakibatkan total biaya produksi meningkat. Sedangkan peningkatan output justru akan menurunkan total biaya produksi. Petani padi di Desa Mangunrejo belum efisien secara biaya karena biaya aktual yang dikeluarkan petani dalam berusahatani padi berada di atas biaya potensialnya (biaya frontier). Rata-rata efisiensi biaya usahatani padi di Desa Mangunrejo yaitu 68,44% sehingga 31,56% biaya yang dikeluarkan petani lebih besar daripada biaya optimum yang dapat dikeluarkan oleh petani dengan asumsi teknologi yang digunakan adalah sama. Oleh sebab itu, petani dapat mengurangi 31,56% biaya yang digunakan dalam usahatani padi untuk mendapatkan keuntungan yang optimum. Pola inefisiensi biaya usahatani padi menunjukkan hasil bahwa petani yang memiliki tingkat inefisiensi biaya tertinggi adalah petani yang beumur lebih dari 80 tahun dan memiliki pengalaman usahatani antara 51-60 tahun dengan rata-rata inefisiensi biaya 0,399; petani yang pendidikannya tidak tamat SD dengan rata-rata inefisiensi biaya 0,361; petani yang memiliki 3 anggota keluarga dengan rata-rata inefisiensi 0,311 dan petani berusahatani dilahan yang luasnya kurang dari 0,1 Ha dengan rata-rata inefisiensi biaya 0,598. Hasil pada ii pola inefisiensi biaya yaitu inefisiensi biaya akan semakin kecil apabila petani memiliki pengalaman usahatani yang cukup, berumur produktif, memiliki pendidikan formal maupun informal yang tinggi sehingga lebih adaptif terhadap teknologi dan petani yang berusahatani di lahan yang semakin luas sampai pada luasan tertentu. Sedangkan semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga petani tidak mengindikasikan bahwa usahatani padi yang dijalankan semakin inefisien biayanya maupun sebaliknya.