Analisis Efektivitas Dan Dampak Program Mekanisasi Tebu Rakyat Dengan Sistem Regrouping Terhadap Pendapatan Petani

Main Author: Rahmadani, Inda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/5024/
Daftar Isi:
  • Program mekanisasi pertanian merupakan salah satu upaya yang diberikan oleh pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Akan tetapi, penggunaan mekanisasi untuk usahatani akan bersifat efektif dan efisien apabila diterapkan pada lahan dengan luasan cukup besar (Saliem et. al., 2015). Sehubungan dengan kondisi tersebut, kegiatan mekanisasi pada usahatani tebu di Pabrik Gula Gempolkrep dilakukan melalui salah satunya program mekanisasi tebu rakyat dengan sistem regrouping. Program regrouping merupakan suatu upaya penerapan mekanisasi pertanian dengan mengkolektifkan lahan-lahan milik petani untuk menjadi suatu hamparan lahan dimana bertujuan agar penggunaan alat mekanisasi dapat bersifat efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pelaksanaan program mekanisasi tebu rakyat dengan sistem regrouping di Desa Ngingasrembyong; 2) Menganalisis efektivitas program mekanisasi tebu rakyat dengan sistem regrouping di Desa Ngingasrembyong; dan 3) Menganalisis dampak program mekanisasi tebu rakyat dengan sistem regrouping terhadap pendapatan petani di Desa Ngingasrembyong. Jenis pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto merupakan lokasi pertama untuk penerapan program mekanisasi tebu rakyat melalui sistem regrouping. Metode penentuan responden petani menggunakan metode sensus. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis efektivitas program, analisis usahatani, dan analisis pengujian dua sampel berpasangan. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa: 1) Pelaksanaan program mekanisasi TR dengan sistem regrouping di Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto meliputi kegiatan sosialisasi, pelaksanaan dan pemantauan program, dimana pada pelaksanaan program ditemui beberapa kendala yaitu belum adanya kerjasama dengan provider bibit, masih minimnya jumlah alat tebang mekanisasi, dan kondisi sarana dan prasarana tebang yang kurang baik; 2) Efektivitas program mekanisasi TR dengan sistem regrouping di Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto berdasarkan indikator input, proses, dan output termasuk dalam kategori sangat efektif dengan nilai efektivitas sebesar 84,60%, dimana diketahui bahwa ada beberapa variabel yang masih belum sepenuhnya sesuai dengan target pelaksanaan program yakni keterlambatan waktu pemberian kompensasi, pemberian respon dari petugas pelaksana, peningkatan produktivitas kebun, dan penurunan biaya; 3) Dampak program mekanisasi TR dengan sistem regrouping di Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto yang dilihat dari pendapatan petani sebelum dan sesudah pelaksanaan program. Hasil dari uji dua sampel berpasangan adalah terdapat adanya perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah program. Setelah adanya program mekanisasi TR sistem regrouping pendapatan ii petani mengalami peningkatan, yang semula pada MT 2014/2015 petani rata-rata pendapatan Rp. 850.851,00/ha. Namun, setelah adanya program rata-rata pendapatan yang diterima petani sebesar Rp. 16.252.567,00/ha. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa rata-rata pendapatan petani naik hingga Rp. 15.401.716,00/ha. Selain itu, dampak program mekanisasi TR melalui sistem regrouping dapat dilihat dari segi non-finansial dimana program tersebut memiliki dampak lingkungan yang dapat dirasakan baik peserta program maupun masyarakat sekitar, berupa perbaikan sistem pengairan dan drainase. Saran yang dapat diberikan bagi penelitian tentang analisis efektivitas dan dampak program mekanisasi tebu rakyat dengan sistem regrouping di Desa Ngingasrembyong adalah sebagai berikut: 1) Untuk penanganan terkait kendala pelaksanaan program sebaiknya petani dengan dibantu oleh petugas pelaksana program untuk menjalin kerjasama dengan provider baru terkait penyediaan bibit dan penambahan unit alat mekanisasi terutama harvester. Hal tersebut dikarenakan masalah teknis yang terjadi pada alat mekanisasi dapat berpengaruh terhadap mutu hasil produksi dan efisiensi waktu pengerjaan budidaya. Selain itu, sebaiknya dilakukan perbaikan untuk sarana dan prasana tebang sehingga dapat mengoptimalkan proses tebang mekanisasi; 2) Saran untuk peningkatan efektivitas program terkait kendala dari beberapa indikator efektivitas program yang belum sesuai dengan target pelaksanaan program mekanisasi TR sistem regrouping diantaranya adalah: a) Dari segi variabel input, sebaiknya pemberian uang ganti rugi atau kompensasi sesuai dengan waktu yang telah disepakati, sehingga ketua kelompok tidak perlu menalangi uang kompensasi petani; b) Dari segi variabel proses, sebaiknya respon yang diberikan oleh petugas tidak hanya berupa solusi dari pemecahan masalah saja melainkan petugas juga perlu mengevaluasi terhadap penyelesaian permasalahan yang telah diberikan; c) Dari segi variabel output, sebaiknya pengeluaran biaya tenaga kerja dikurangi dan mengoptimalkan penggunaan alat mekanisasi; 3) Saran untuk dampak pelaksanaan program terhadap pendapatan petani, sebaiknya perlu dilakukan upaya agar pendapatan yang diterima petani lebih besar lagi.