Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Cacing Laut Nereis sp. Dan Cacing Tanah Eisenia Foetida, Lumbricus Rubellus, Dengan Pelarut Etil Asetat Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus

Main Author: Sartika, Fitarina
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4937/
Daftar Isi:
  • Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri patogen penyebab sebagian besar infeksi pada manusia, mulai dari infeksi kulit sampai infeksi sistem kekebalan tubuh. Toxic syndrome toxin merupakan satu dari beberapa toksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus yang apabila tertelan bersama dengan makanan akan menyebabkan keracunan pada manusia. Pengobatan dengan antibiotik komersial akan memperlambat poliferasi sel epitel dan fibroblast sehingga akibatnya akan menghambat proses penyembuhan. Oleh karena itu diperlukan zat antibakteri alami untuk menghambat pertumbuhannya. Berbagai penelitian terdahulu melaporkan bahwa cacing laut Nereis sp. dan cacing tanah Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada aktivitas antibakteri dari cacing laut Nereis sp. dan cacing tanah Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan, Laboratorium Penanganan Hasil Perikanan, Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, dan Laboratorium Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang mulai bulan Februari-Juni 2017. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental, dan rancangan penelitiannya adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan variabel bebas jenis cacing dan konsentrasi ekstrak. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah apakah ada aktivitas antibakteri ekstrak kasar Nereis sp. Eisenia foetida, dan Lumbricus rubellus. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang diukur dilakukan analisis keragaman dengan uji T pada taraf 5%. Jika terdapat hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Tukey atau BNJ dengan aplikasi SPSS 16. Dilanjutkan dengan uji MIC (Minimum Inhibition Concentration), MBC (Minimum Bactericidal Concentration), dan pengamatan morfologi bakteri yang terpapar ekstrak dengan mikroskop cahaya dan SEM (Scanning Electrone Microscopy). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar cacing laut Nereis sp.,pada konsentrasi 100.000 ppm, cacing tanah Eisenia foetida konsentrasi 100.000 ppm, dan Lumbricus rubellus konsentrasi 10.000 ppm dan 100.000 ppm memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada uji MIC dan MBC menunjukkan bahwa ekstrak bersifat bakteristatik. Hasil pengujian Scanning Electrone Microscopy (SEM) diketahui bahwa bakteri Staphyloccus aureus tidak mengalami kerusakan morfologi secara penuh hanya mengalami luka (injury). Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan secara ex vivo dari masing-masing ekstrak kasar cacing laut Nereis sp. dan cacing tanah Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, selain itu juga perlu menaikkan konsentrasi ekstrak agar diketahui dosis yang tepat dan bisa diaplikasikan pada obat.