“Praktik Sosial Pemberdayaan Petani Kakao oleh PT Kampung Coklat di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar”

Main Author: Maharani, Zida Sufi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4915/7/18.%20BAB%20VI.pdf
http://repository.ub.ac.id/4915/8/19.%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/4915/
Daftar Isi:
  • Pemberdayaan merupakan upaya dalam memberikan perubahan dan peningkatan keberdayaan masyarakat dalam memenuhi kebuuhan sehari-hari baik fisik, mental, maupun ekonomi dan sebagainya sehingga menjadi mandiri dan berdayaguna. Seperti pemberdayaan yang dilakukan oleh PT Kampung Coklat di Desa Plosorejo. Pemberdayaan yang dilakukan dengan menggandeng petani untuk membudidayakan tanaman kakao guna meningkatkan perekonomian petani. Pemberdayaan yang dilakukan dinilai berhasi dan dapat meningkatkan perekonomian petani kakao yang mendapatkanpenghargaan di Pro Poor Award pada posisi kedua, sebagai lembaga non-pemerintahan yang telah berhasil melakukan pemberdayaan dan mengentaskan kemiskinan diwilayahnya pada tahun 2015. Fokus pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana praktik sosial dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh PT Kampung Coklat kepada petani sehingga dapat berhasil memperoleh penghargaan Pro Poor Award dan menjadi percontohan pemberdayaan pertanian dari berbagai wilayah. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara serta dokumentasi. Selanjutnya data ditranskip, dikelompokan, dianalisis, uji keabsahan, dan disimpulkan. Temuan dari penelitian ini adalah pemberdayaan dapat berjalan dengan adanya partisipasi dari berbagai pihak terutama dari pihak yang diberdayakan yaitu petani. Partisipasi sendiri memiliki berbagai tingkatan untuk menunjukan kemampuan dalam menawarkan diri. Petani hanya mencapai pada tingkatan ketiga dalam tingkat partisipasi yang menjadikan mereka sebagai agen yang tidak begitu kuat atau lay agent. Pihak PT Kampung Coklat yang memiliki kemampuan yang lebih dalam budidaya kakao menjadi expert agent atau agen yang dominan. Sementara itu ada pihak lain yang menjadi lay agent walau memberikan pembinaan hanya saja tidak dilakukan dengan rutin yaitu NGO CABI,Puslit Jember, Dinas Perkebunan. Kesimpulan dari penelitian ini pemberdayaan tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya partisipasi dari pihak yang diberdayakan yaitu petani. Hanya saja pertisipasi petani masih sangat terbatas yang menjadikan petani sebagai agen yang lemah (lay agent) dan pihak PT Kampung Coklat menjadi agen yang kuat (expert agent). Ada agen lain yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu NGO CABI,Puslit Jember, Dinas Perkebunan yang masuk dalam lay agent.