Analisis Keputusan Brazil Memilih Forum Negosiasi Bilateral ad hoc untuk Menyelesaikan Sengketa Subsidi Kapas dengan Amerika Serikat tahun 2014
Main Author: | Maulida Rahma, Nuril Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4903/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengkaji logika politik dibalik keputusan Brazil memilih forum negosiasi bilateral ad hoc dalam menyelesaikan sengketa subsidi kapas dengan Amerika Serikat tahun 2014. Dengan menggunakan teori The Choice of Institution for Trade Dispute dari Christina L. Davis (2003), penulis mencari faktor yang membentuk preferensi Brazil memilih forum tersebut. Setelah mendapatkan izin retaliasi dari DSB WTO, pada tahun 2010, Brazil yang sepakat untuk menunda retaliasi kepada AS mengancam akan melanjutkan rencana retaliasi pada tahun 2013. Hal ini karena AS menghentikan pemberian kompensasi kepada Brazil padahal AS belum mengesahkan kebijakan subsidi kapas baru sesuai kesepakatan dengan Brazil. Sedangkan penghentian pemberian kompensasi seharusnya dilakukan ketika AS sudah mengesahkan kebijakan baru. Ketika kebijakan subsidi kapas baru AS disahkan tahun 2014, Brazil berencana mengajukan gugatan kembali ke DSB WTO karena beberapa aturan subsidi baru AS tidak sesuai dengan hasil rekomendasi DSB WTO dan diprediksi menimbulkan dampak negatif yang lebih besar daripada aturan sebelumnya. Namun, sehari setelah rencana tersebut diinformasikan, Brazil justru menginformasikan ke pemerintah AS untuk menegosiasikan permasalahan subsidi kapas secara bilateral ad hoc dengan AS sebelum mengajukan gugatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan Brazil dalam memilih forum negosiasi bilateral ad hoc guna menyelesaikan sengketa subsidi kapas dengan AS tahun 2014 dipengaruhi faktor karakteristik permasalahan sengketa dagang dan situasi ketika sengketa berlangsung (timing dan nature of issue), faktor pertimbangan efisiensi sumber daya ekonomi dan hukum yang dimiliki Brazil (economic and legal resource), faktor pertimbangan sensitivitas hubungan bilateral Brazil dengan AS (diplomatic concern), serta faktor perimbangan daya tekan kelompok kepentingan di Brazil dan AS (interest groups pressure between states). Namun, faktor interest groups pressure between states memberi pengaruh dengan adanya pertimbangan tambahan berupa kompleksitas rantai produksi industri kapas dan rencana retaliasi Brazil yang mengubah kontestasi daya tawar kelompok kepentingan di Brazil dan AS.