Pengaruh Penambahan Sekam Dan Jenis Mulsa Pada Pertumbuhan Dan Hasiltanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Di Dataran Medium
Main Author: | Nisa’, Khoirun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4879/ |
Daftar Isi:
- Peningkatan permintaan komoditas kentang yang terus meningkat setiap tahun di Indonesia, membutuhkan upaya peningkatan produksi kentang antara lain dengan perluasan areal penanaman dari dataran tinggi ke dataran medium. Pengembangan kentang di dataran medium masih terkendala oleh suhu yang lebih tinggi dibandingkan dataran tinggi. Dataran medium memiliki suhu diatas 25-30οC (Hamdani, 2009) yang menjadi faktor pembatas untuk perkembangan umbi kentang. Pertumbuhan umbi kentang akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10οC atau lebih dari 30οC (Suryana, 2013), sehingga diperlukan upaya penyesuaian suhu tanah yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan umbi kentang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memodifikasi iklim mikro tanaman dengan cara menambah sekam dan abu sekam pada tanah serta penggunaan mulsa. Penambahan sekam dan abu sekam serta mulsa diharapkan mampu menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban tanah sehingga dapat menjadi alternatif teknik budidaya kentang di dataran medium. Tujuan penelitian ini adalah : (1). mempelajari pengaruh sekam sebagai campuran media dan jenis mulsa pada pertumbuhan dan hasil tanaman kentang di dataran medium dan (2). menentukan jenis media dan mulsa yang tepat untuk menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban tanah pada pertumbuhan dan hasil tanaman kentang di dataran medium. Hipotesis penelitian ialah penambahan abu sekam dan penggunaan mulsa jerami dapat menurunkan suhu tanah dibandingkan perlakuan lainnya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kentang di dataran medium. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2016 di desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo, Batu, dengan ketinggian 560 m dpl dan suhu tanah rata-rata 28οC – 30οC. Alat yang digunakan ialah cangkul, timbangan analitik, termometer, oven, leaf area meter (LAM), alat pelubang mulsa, dan gembor. Bahan yang digunakan adalah umbi bibit kentang varietas Granola, abu sekam, sekam, jerami, plastik hitam perak, pupuk kandang 20 ton ha-1, pupuk Urea 300 kg ha-1, pupuk SP36 200 kg ha-1, KCl 200 kg ha-1, dan pestisida. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok dengan 9 perlakuan yaitu : P0 : kontrol, P1 : mulsa jerami, P2 : mulsa plastik hitam perak, P3 : sekam , P4 : sekam + mulsa jerami, P5 : sekam + mulsa plastik hitam perak, P6 : abu sekam, P7 : abu sekam + mulsa jerami, P8: abu sekam + mulsa plastik hitam perak. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 27 petak perlakuan. Pengamatan yang dilakukan meliputi : pengamatan pertumbuhan (jumlah daun, luas daun, bobot kering tanaman, dan laju pertumbuhan tanaman (CGR)), pengamatan hasil (jumlah umbi, bobot umbi per tanaman, dan bobot umbi per hektar dan bobot umbi menurut grade per tanaman) dan pengamatan lingkungan (suhu dan kelembaban tanah). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA)pada taraf 5%berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil dari uji Anova berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan abu sekam dan mulsa jerami (P7) mampu menurukan suhu tanah sebesar 4οC dan meningkatkan kelembaban sebesar 8%, yang dapat menghasilkan bobot umbi panen per hektar mencapai 19,32 ton ha-1, atau 75% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol yang hanya menghasilkan 7,62 ton ha-1. Hasil analisis usaha tani kentang di dataran medium menunjukkan hasil yang menguntungkan. Keuntungan per hektar terbesar ditunjukkan oleh budidaya kentang dengan penambahan abu sekam dan mulsa jerami yang memiliki R/C 4,1 dengan biaya produksi Rp. 75.732.831, total pendapatan kotor Rp. 309.056.000, dan keuntungan bersih Rp. 233.323.169.