Pertumbuhan Ikan Sidat (Anguilla Bicolor) Pada Fase Elver Dengan Perendaman Larutan Tiroksin Pada Dosis Yang Berbeda

Main Author: Raganata, Stefanie Maria Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4832/
Daftar Isi:
  • Ikan sidat (Anguilla bicolor) merupakan ikan yang memiliki sifat katadromus dan memijah di perairan laut tropis. Ikan ini berhabitat di lautan dalam dan di daerah dengan dasar berupa pasir dan lumpur. Ikan sidat merupakan pemangsa yang aktif di malam hari (nokturnal). Budidaya sidat telah berkembang di beberapa daerah di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan. Sidat (Anguilla bicolor) merupakan jenis komoditas akuatik yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor perikanan Indonesia masalah yang dihadapi oleh pembudidaya sidat ialah laju pertumbuhan yang relatif rendah (untuk mencapai bobot 600-800 g yaitu ukuran konsumsi dibutuhkan waktu 16-18 bulan). Laju produksi budidaya sidat bergantung pada laju pertumbuhan dan sintasannya. Pertumbuhan ikan sidat yang sangat lambat merupakan salah satu kendala terbesar yang dialami oleh pembudidaya saat ini. Hal ini yang mengakibatkan harga ikan sidat sangat tinggi di pasaran Ikan sidat biasanya memangsa krustasea dan moluska. Ikan sidat memiliki bentuk seperti ular dan bentuk ekor pipih lateral. Bentuk kepalanya lebar dan datar. Terdapat dua lubang hidung di bagian kepalanya. Ukuran mulut cukup besar dilengkapi dengan gigi yang tajam namun tipis baik di rahang atas maupun bawah. Terdapat struktur bibir di bagian mulut yang bisa diamati dengan sangat jelas. Bukaan insangnya besar dan berbentuk vertikal. Ikan sidat memiliki sirip dorsal, anal dan sirip pektoral yang kecil namun tidak memiliki sirip pelvis. Tubuhnya diselimuti sisik yang kecil dan tipis. Penelitian ini dilaksanakan selama 42 hari, yakni dimulai pada tanggal 26 April 2017 hingga 6 Juni 2017 dan beretmpat di Ruang Laboratorium Budidaya Ikan (Divisi Reproduksi Ikan) Gedung D lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan parameter utama berupa pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan tingkat kelangsungan hidup elver ikan sidat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap sebagai rancangan penelitian. Parameter utama dalam penelitian ini adalah Specific Growth Rate (%), Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm), Survival Rate (%), dan hasil uji ELISA. Penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan, kemudian perlakuan perendaman elver ikan sidat di dalam hormon tiroksin, pemeliharaan selama 42 hari dimana dilakukan monitoring kualitas air pada pukul 04.00 dan 14.00 WIB, pemberian pakan denga FR sebesar 3% pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB, pergantian air media pemeliharaan sebanyak 50-80% setiap harinya pada pukul 07.00 WIB, sampling dan pengkuran panjang serta bobot elver setiap 10 hari sekali, dan pengujian kandungan Free Thyroxine melalui uji ELISA dengan menganalisis supernatan jaringan tubuh ikan sidat. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pertumbuhan panjang mutlak terbaik didapat dari perlakuan A (0,001 ppm) yaitu sebesar 1,37 cm. Selanjutnya laju pertumbuhan spesifik terbaik diperoleh dari perlakuan A (0,001 ppm) sebesar 0,41%. Terlihat bahwa pada perlakuan dengan dosis hormon yang lebih pekat menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan dengan dosis yang lebih encer. Hal ini diduga disebabkan karena kandungan protein dalam pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan tidak mampu mengakomodasi percepatan laju pertumbuhan yang dihasilkan oleh hormon tiroksin yang mengakibatkan ikan sidat menggunakan protein struktural di dalam tubuhnya sebagai bahan metabolisme. Selanjutnya tingkat kelangsungan hidup terbaik diperoleh dari perlakuan C (0,1 ppm) dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 100%. Pada uji ELISA didapatkan hasil bahwa hampir seluruh perlakuan tidak menyisakan residu Free Thyroxine di dalam tubuh ikan sidat kecuali perlakuan A1 dengan dosis hormon tiroksin sebesar 0,001 ppm. Diduga terjadi laju ekskresi iodin organik yang lebih besar terjadi pada tubuh ikan sidat yang diberi hormon tiroksin dengan konsentrasi lebih pekat yang mengakibatkan kandungan Free T4 di hampir seluruh perlakuan kurang dari 0,02 ng/dL. Pada parameter-parameter kualitas air diperoleh rentang sebagai berikut. Kisaran DO antara 25-27,2°C; pH 6,17-7,20; DO 3,3-7,28 ppm; Nitrit 0-0,5 ppm; dan Amonia 0-2 ppm.