Hubungan Body Condition Score Dengan Performan Reproduksi Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein Di Kud Argopuro Krucil Probolinggo
Main Author: | Merjan, Asza Saskia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4825/ |
Daftar Isi:
- Evaluasi Body Condition Score (BCS) merupakan suatu cara untuk menentukan nilai kondisi tubuh ternak baik secara visual maupun dengan perabaan pada timbunan lemak tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dan bentuk hubungan BCS dengan performan reproduksi yaitu service per conception (S/C), estrous post partum (EPP), dan days open (DO) sapi perah PFH. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Pebruari 2017 di peternakan rakyat Desa Bermi di wilayah kerja KUD Argopuro Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dengan kriteria sapi perah PFH yang memiliki rekording baik, sebanyak 86 ekor sapi. Penilaian BCS melalui cara pengamatan langsung dengan melihat, meraba dan menetapkan nilai BCS. Skoring BCS sapi mengunakan skala 1 (sangat kurus), hingga 5 (sangat gemuk), dengan interval nilai viii 0,5. Sedangkan performan reproduksi diketahui berdasarkan rekording yang dimiliki oleh peternak dan inseminator. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai BCS, S/C, EPP, dan DO. Model analisis yang digunakan yaitu analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata BCS, S/C, EPP, dan DO di peternakaan rakyat anggota KUD Argopuro Krucil Probolinggo secara berurutan yaitu 2,85±0,45, 2,71±1,34 kali, 60,92±15,50 hari, 106,92±33,72 hari. Hubungan antara BCS (X) dengan S/C (Y) memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,151 (sangat rendah), koefisien determinasi (R2) sebesar 2,27%, dengan persamaan regresi Y=4,00-0,45X. Artinya dengan peningkatan BCS 1 poin maka nilai S/C akan mengalami kenaikan sebesar 0,45. Hubungan antara BCS (X) dengan EPP (Y) memiliki nilai keeratan sebesar 0,085 (sangat rendah), koefisien determinasi (R2) sebesar 0,72%, dengan persamaan regresi Y=69,35-2,95X. Artinya dengan peningkatan BCS 1 poin maka nilai EPP akan mengalami kenaikan sebesar 2,95 hari. Hubungan antara BCS (X) dengan DO (Y) memiliki nilai keeratan sebesar 0,207 (rendah), koefisien determinasi (R2) sebesar 4,28%, dengan persamaan regresi Y=151,51-15,62X. Artinya dengan peningkatan BCS 1 poin maka nilai DO akan mengalami kenaikan sebesar 15,62 hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah BCS memiliki hubungan positif terhadap performan reproduksi. Peningkatan nilai BCS menyebabkan nilai S/C, EPP, dan DO yang rendah, sehingga performan reproduksi semakin baik.