Pengaruh Perbedaan Waktu Inseminasi Buatan Terhadap Keberhasilan Kebuntingan Sapi Brahman Cross

Main Author: Annashru, Fakhri Alfi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4819/
Daftar Isi:
  • Sapi potong yang dijadikan bakalan pada industri penggemukan di Indonesia berasal dari Australia dan berasal dari bangsa sapi Brahman Cross (BX). Selain impor bakalan unggul, faktor lain yang menyebabkan terjadinya kegagalan peternakan sapi potong adalah kurangnya pengetahuan mengenai perkawinan, baik secara alami atau kawin suntik (Inseminasi buatan).Keberhasilan IB sangat tergantung pada waktu inseminasi. Penentuan waktu berahi sapi betina perlu di tangani dengan tepat. Penelitian ini dilaksanakan di unit breeding PT. Pasir Tengah desa Citampele, Mentengsari, Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian dilakukan selama 39 hari. Pada tanggal 17 Januari – 25 Februari 2017.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan waktu IB terhadap keberhasilan kebuntingan sapi BrahmanCross ditinjau dari waktu dan Non Return Rate (NRR)1. Materi dalam penelitian ini adalah sapi betina Brahman Cross berjumlah 75 ekor, 35 ekor di IB dengan interval 8-12 jam dan 40 ekor di IB dengan interval 0-4 jam. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah percobaan lapang. Pemilihan sampel ternak menggunakan Purpose Sampling dengan kriteria sapi betina dewasa bobot badan > 250, umur 1,5 - 2 tahun, sehat, dan bebas dari gangguan penyakit dan minimal memiliki kondisi berahi. Bahan dalam penelitian ini adalah semen beku sapi Brahman yang diperoleh dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) lembang, Bandung Jawa Barat dengan mortilitas 35- 40%.Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah insemination gun, container, plastik sheet, plastik glove, ember, tissue, vaseline, senter, kamera, jam untuk patokan pencatatan waktu, Heat Detector.Variabel dalam penelitian ini adalah kebuntingan sapi dan munculnya tanda-tanda berahi yaitu : vulva merah, vulva bengkak, vulva hangat, suka menaiki dan dinaiki, dan keluar lendir transparan. Data yang diperoleh sianalisis secara deskriptif analitik dan uji chi-square. Data pendukung berupa pakan dan nilai dari heat detector (HD). Heat detector merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui kualitas berahi dengan sekala angka 1-60Ω. Sedangkan pakan yang diberikan berupa konsentrat, rumput gajah dan jerami. Hasil penelitian dengan uji chi-square menunjukkan bahwa sapi Brahman Cross yang di IB pada interval 0-4 jam memiliki CR berdasarkan NRR1 lebih tinggi, yakni 70% dibandingkan dengan yang di IB pada interval 8-12 jam memiliki nilai CR 37,14%. Berdasarkan uji chi-square yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbedaan waktu IB pada sapi Brahman Cross berpengaruh terhadap keberhasilan kebuntingan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Inseminasi Buatan yang dilakukan pada sapi Brahman Cross dengan interval waktu 0-4 jam memiliki nilai persentase kebuntingan lebih baik, yakni 70% dibandingkan dengan IB yang dilakukan dengan interval 8-12 jam yang hanya 37,14%. Disarankan IB pada 0-4 jam setelah terdapat tanda-tanda berahi dan Dilakukan kajian lebih lanjut tentang perbedaan waktu pelaksanaan IB pada sapi Brahman Cross serta dilakukannya pengamatan NRR2 hingga NRR3 dan Pemeriksaan kebuntingan (PKB) untuk mengetahui keberhasilan kebuntingan pada sapi Brahman Cross secara sempurna.