Identifikasi Daerah Potensi Konversi Energi Panas Laut Di Wilayah Perairan Indonesia Menggunakan Data World Ocean Atlas

Main Author: Harriski, Tommy
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4761/
Daftar Isi:
  • Energi merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kehidupan umat manusia. Di Indonesia, rasio elektrifikasi masih sebesar 88,30% dimana beberapa wilayah masih memiliki rasio elektrifikasi dibawah 70%. Artinya, masih banyak wilayah di Indonesia yang membutuhkan pasokan energi listrik. Sumber energi utama di Indonesia saat ini bersumber dari fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara. Sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu perlu adanya inovasi untuk pengembangan sumber energi yang bersifat terbarukan. Salah satu sumber energi di Indonesia yang bersifat terbarukan adalah panas laut. Teknologi yang digunakan untuk mengubah panas laut menjadi energi adalah konversi energi panas laut. Konversi energi panas laut merupakan salah satu teknologi terbaru yang menggunakan perbedaan suhu antara permukaan laut dan kedalaman laut minimal sebesar 20 oC untuk menggerakkan turbin dan menjalankan generator yang akan menghasilkan energi listrik. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki wilayah perairan laut dengan presentase lebih dari 70% dan terletak di daerah tropis, dimana suhu perairan lebih hangat daripada non tropis. Hal tersebut sangat mendukung adanya pengembangan konversi energi panas laut. Sedikitnya penelitian tentang konversi energi panas laut dan kebutuhan akan energi listrik yang tinggi di Indonesia, membuat peneliti melakukan penelitian mengenai topik ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan daerah potensi konversi energi panas laut di wilayah perairan Indonesia pada beberapa perbedaan kedalaman yaitu 0 dan 100 m, 0 dan 200 m, 0 dan 300 m, hingga 0 dan 1000 m. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya potensi konversi energi panas laut di provinsi-provinsi yang memiliki rasio elektrifikasi dibawah 70% dan memvalidasi data world ocean atlas sebagai data utama. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk memetakan daerah potensi konversi energi panas laut, sedangkan untuk memvalidasi data World Ocean Atlas (WOA) menggunakan metode Mean Relative Error (MRE). Hasil dari penelitian ini adalah 25 Provinsi yang ada di Indonesia merupakan daerah yang memiliki potensi konversi energi panas laut, sedangkan 9 Provinsi lainnya yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan tidak memiliki potensi. Perbedaan Kedalaman yang memiliki potensi konversi energi panas laut adalah 0 dan 400 m hingga 0 dan 1000 m. Nilai MRE dari data WOA13 V2 adalah 1,51%, artinya data WOA13 V2 valid digunakan dalam penelitian ini. Provinsi-provinsi yang memiliki rasio eletrifikasi dibawah 70% adalah Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah. Dari keempat Provinsi hanya Kalimantan Tengah yang tidak memiliki potensi konversi energi panas laut.