Karakteristik Fenotip Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Kabupaten Malang

Main Author: Ariyanda, Surya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4757/
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakteristik fenotip kambing Peranakan Etawa di Kabupaten Malang berdasarkan sifat kuantitatif (bobot badan, lingkar dada, panjang badan, tinggi badan, panjang telinga dan panjang rewos) dan sifat kualitatif (pola warna, bentuk telinga, tanduk dan profil muka). Penelitian dilaksanakan pada bulan 15 November - 29 Desember 2016. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu kajian ilmiah serta referensi bagi akademisi serta sebagai sumber informasi dalam pengembangan, pelestarian dan pemurnian kambing Peranakan Etawa di Kabupaten Malang sebagai sumber daya genetik. Materi yang digunakan adalah kambing Peranakan Etawa (PE) sebanyak 286 ekor yang terdiri dari kelompok PI0 83 ekor, PI1 62 ekor dan lebih dari PI2 sebanyak 141 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Penentuan umur ternak ditaksir berdasarkan perkembangan gigi seri permanen atau Permanent Incicivi (PI) berdasarkan standar SNI. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan tingkat kemiripan dianalisis menggunakan menggunakan rekonstruksi dendogram dengan program NTSYS-pc Exeter Software versi 2.02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lingkar dada kambing Peranakan Etawa di Kabupaten Malang jenis kelamin jantan PI0 sebesar 64,1 ± 5,4 cm, PI1 71,9 ± 5,6 cm, lebih dari PI2 80,4 ± 8,8 cm, rata-rata lingkar dada kambing betina PI0 sebesar 63,3 ± 6,7 cm, PI1 71,9 ± 6,1 cm, lebih dari PI2 78,5 ± 6,9 cm. Rata-rata bobot badan kambing jantan PI0 sebesar 28,8 ± 7,6 kg, PI1 35,9 ± 6,5 kg, lebih dari PI2 48 ± 13,8 kg, rata-rata bobot badan kambing betina PI0 sebesar 26,3 ± 6,8 kg, PI1 36,1 ± 8,1 kg, lebih dari PI2 43 ± 8,7 kg. Ratarata panjang badan kambing jantan PI0 sebesar 63,5 ± 6,3 cm, PI1 70,0 ± 7,2 cm, lebih dari PI2 77,9 ± 12,1 cm, rata-rata panjang badan kambing betina PI0 sebesar 62,5 ± 6,0 cm, PI1 68,3 ± 6,3 cm, lebih dari PI2 74,6 ± 6,8 cm. Rata-rata tinggi badan kambing jantan PI0 sebesar 64 ± 5,8 cm, PI1 69,8 ± 5,9 cm, lebih dari PI2 78,6 ± 9,8 cm, rata-rata tinggi badan kambing betina PI0 sebesar 62,2 ± 5,3 cm, PI1 67,9 ± 3,8 cm, lebih dari PI2 71,9 ± 5,6 cm. Rata-rata panjang telinga kambing jantan PI0 sebesar 22,2 ± 3,6 cm, PI1 25,0 ± 3,7 cm, lebih dari PI2 27,4 ± 7,0 cm, rata-rata panjang telinga kambing betina PI0 sebesar 22,6 ± 3,3 cm, PI1 24 ± 4,1 cm, lebih dari PI2 25,1 ± 4,4 cm. Rata-rata panjang rewos kambing jantan PI0 sebesar 14,4 ± 5,4 cm, PI1 17,2 ± 7,6 cm, lebih dari PI2 21,3 ± 7,5 cm, rata-rata panjang telinga kambing betina PI0 sebesar 13,8 ± 4,7 cm, PI1 17,2 ± 6,5 cm, dan lebih dari PI2 16,4 ± 6,2 cm. Presentase pola warna putih hitam sebesar 49,3 %, putih coklat 20% dan warna lain sebesar 30,7 % dengan persentase profil muka cembung sebesar 100%. Bentuk telinga panjang melipat 52,1%, melebar 47,9% dengan persentase bertanduk sebesar 100%. Tingkat kemiripan berdasarkan karakterisasi fenotip kambing di Kecamatan Wonosari sebesar 100%, Kecamatan Singosari 90,01% dan Kecamatan Tumpang 57%. Secara umum kambing Peranakan Etawa di Kabupaten Malang sebesar 100%. Kesimpulan penelitian ini adalah Kambing Peranakan Etawa di Kabupaten Malang memiliki pola warna putih hitam, profil muka cembung, bentuk telinga panjang melipat dan bertanduk serta memiliki tingkat kemiripan terhadap kriteria standar bibit SNI sebesar 100 % ditinjau dari sifat kuantitatif dan kualitatif. Saran penelitian ini adalah dalam upaya peningkatan produktivitas perlu dilakukan recording dan seleksi terhadap kambing Peranakan Etawa serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui nilai kekerabatannya dengan analisis melalui pengamatan genetik dan DNA.