Kerapatan Spora Mikoriza Dalam Tanah Di Sekitar Tanaman Pionir (Parasponia andersonii dan Trema orientalis) di Lereng Gunung Kelud
Main Author: | Setiawan, Rizky Bagus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4711/ |
Daftar Isi:
- Erupsi gunung Kelud yang terjadi pada bulan Februari 2014 mengakibatkan pemadatan permukaan tanah, sehingga filtrasi tanah sangat terlambat. Reklamasi tanah yang dilakukan petani adalah dengan aplikasi pupuk kandang dan urea, namun demikian ketersediaan pupuk kandang di lokasi kejadian sangat terbatas sehingga perlu dicari sumber alternatif lainnya. Bahan organik asal tanaman pionir lokal yaitu Parasponia andersonii (anggrung hijau) dan Trema orientalis (anggrung merah) pada lahan pertanian yang terdampak. Tujuan dari penelian ini adalah (1) mengetahui tingkat kerapatan spora mikoriza pada tanah-tanah yang ditumbuhi oleh Parasponia andersonii dan Trema orientalis. (2) mengetahui hubungannya dengan kadar C-organik dan P-tersedia dalam tanah di sekitarnya. Pengambilan contoh spora mikoriza dilakukan dengan survey di daerah aliran lahar dan lereng bawah gunung Kelud, di dusun Kutut, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Mei sampai dengan Desember 2016. Contoh tanah diambil dari kedalaman 20 cm pada jarak 0,5 m, 1 m, 1,5 m dari batang tanaman pionir (Parasponia andersonii dan Trema orientalis yang dibandingkan dengan tanah di sekitar Jagung). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah spora mikoriza dan presentase infeksi akar di sekitar akar Parasponia andersonii yaitu 228 spora/50g tanah dan 85% lebih tinggi dari pada di sekitar Trema orientalis dan Jagung rata-rata 165 spora/50g tanah dan 70%. Semakin jauh jarak pengambilan akar tanaman terhadap batang, maka presentase infeksi mikoriza semakin meningkat. Khususnya pada tanaman pionir Parasponia dan Trema, Sedangkan hal tersebut tidak terjadi pada tanaman Jagung. Variasi jumlah spora mikoriza dan infeksi akar tanaman di lokasi erupsi gunung Kelud tidak berhubungan dengan kandungan C-organik tanah, kecuali presentasi infeksi akar cenderung berhuhungan erat dengan kadar P-tersedia dalam tanah.