Histopatologi Ikan Kerapu Cantang Pada Bak-Bak Pemeliharaan Dengan Treatment Infeksi Viral Nervous Necrosis (VNN) Dan Nannochloropsis Oculata

Main Author: Septiyani, Yuni
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4636/
Daftar Isi:
  • Ikan kerapu menjadi salah satu komoditi yang memiliki potensi untuk diekspor. Saat ini, ikan kerapu yang banyak diperjualbelikan adalah ikan kerapu cantang, yakni ikan hybrid dari kerapu macan dan kertang. Untuk memenuhi permintaan pasar terhadap ikan kerapu cantang, perlu adanya manajemen pemeliharaan yang baik. Manajemen pemeliharaan tidak sesuai dengan kadar optimum untuk pertumbuhan ikan kerapu dapat memicu terjadinya stres pada ikan yang berkaitan dengan sistem kekebalan (immune system) dalam tubuh ikan untuk mempertahankan diri terhadap serangan penyakit. Salah satu pnyakit yang berbahaya bagi ikan kerapu adalah Viral Nervous Necrosis (VNN). VNN sangat mudah menyerang benih ikan kerapu. Guna mengantisipasi hal tersebut, diperlukan pakan alami yang berkualitas dan mencukupi kadar nutrisi yang mencukupi seperti Nannochloropsis oculata (N. oculata). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan eksploratif dimana prosedur prenelitian ini meliputi kultur N. oculata, perhitungan kepadatan sel, ekstraksi VNN, aklimatisasi, treatment penelitian (N1 = Treatment N. oculata 102; N2= Treatment N. oculata 104; N3= Treatment N. oculata 106; NV1= Treatment N. oculata 102 + VNN; NV2= Treatment N. oculata 104 + VNN; NV3= Treatment N. oculata 106 + VNN; V = Treatment VNN; K = Kontrol), analisis lau kualitas air, prosedur Polymerase Chain Reaction (PCR) dan analisis histopatologi. Hasil pertumbuhan rata-rata pada setiap treatment adalah: N1: 2,4 x 102 Ind/mL, N2: 37,92 x 104 Ind/mL, N3: 1,44 x 106 Ind/mL, NV1: 2,11 x 102 Ind/mL, NV2: 28,74 x 104 Ind/mL dan NV3: 1,41 x 106 Ind/mL. Hasil uji PCR menunjukanbahwa semua ikan sampel negatif VNN. Berdasarkan histopatologi, Treatment N1, N2, N3 dan K, lebih sedikit mengalami kerusakan jaringan dibandingkan dengan treatment NV1; NV2 dan NV3. Pada treatment dengan penambahan ekstraksi VNN ditemukan keruskan jaringan seperti nekrosis, vakuolisasi dan hemoregge. Analisis kualitas air meliputi suhu, pH, DO dan salinitas. Kisaran suhu adalah N1: 23.3 – 25.80C 0C; N2: 23.70C – 25.60C; N3: 23.80C – 25,80C; NV1: 2.,30C – 25.60C; NV2: 23.70C – 25,70C; NV3: 23.80C – 25.80C; K: 22.50C – 25.10C; dan V: 23.40C – 26.70C. Kisaran pH adalah N1: 7.2 – 7.8; N2: 7.7 – 8; N3: 7.5 – 8; NV1: 7.6 – 7.9; NV2: 7.6 – 7.9; NV3: 7.6 – 7.9; V: 7.6 – 7.8; dan K: 7.3 – 7.9. Kisaran DO pada masing-masing adalah N1: 5.21 mg/L – 6.17 mg/L; N2: 5.38 mg/L – 6.04 mg/L; N3: 5.38 mg/L – 6.27 mg/L; NV1: 5.38 mg/L – 6.23 mg/L; NV2: 5.39 mg/L – 6.39 mg/L; NV3: 5.36 mg/L – 6.47 mg/L; K: 5.33 mg/L – 5.76 mg/L; dan V: 5.32 mg/L – 6.02 mg/L. Kisaran salinitas adalah N1: 30 ppt – 36 ppt; N2: 28 ppt – 36 ppt; N3: 28 ppt – 35 ppt; NV1: 28 ppt – 36 ppt; NV2: 28 ppt – 35 ppt; NV3: 29 ppt – 36 ppt; K: 34 ppt – 35 ppt; dan V: 28 ppt – 36 ppt. Secara keseluruhan, kualitas air mengalami fluktuasi, akan tetapi masih dalam batas yang mampu ditolerir oleh ikan kerapu cantang.