Analisis Biaya Produksi Pada Keripik Kentang Dan Keripik Ubi Jalar Dengan Pendekatan Target Costing di CV. Cita Mandiri, Kota Batu, Jawa Timur

Main Author: Hamdani, Fauzan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4548/
Daftar Isi:
  • Melakukan kegiatan produksi suatu barang memerlukan biaya yang harus dikeluarkan. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang dengan asumsi faktor-faktor seperti kondisi ekonomi dan efisiensi dalam keadaan normal disebut dengan standard costing. Metode standard costing masih kurang tepat untuk tujuan pengendalian biaya dalam lingkungan bisnis yang kompetitif modern, salah satu metode yang tepat untuk melakukan analisis biaya adalah metode target costing (Monden, 1995). Target costing merupakan metode penentuan biaya produksi berdasarkan harga kompetitor produsen sejenis, sehingga perusahaan memperoleh laba yang diharapkan. CV. Cita Mandiri merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak dalam produksi berbagai macam produk dari sektor pertanian. Produk yang banyak diminati oleh masyarakat dari perusahaan ini adalah keripik kentang dan keripik ubi jalar. Banyaknya pesaing yang menjual produk keripik kentang dan keripik ubi jalar menjadi kendala bagi perusahaan untuk dapat memperoleh pendapatan sesuai dengan targetnya, sehingga perusahaan CV. Cita Mandiri perlu melakukan metode target costing agar target pendapatan dapat tercapai. Biaya produksi keripik kentang dan keripik ubi jalar CV. Cita Mandiri menunjukkan bahwa biaya produksi keripik kentang sebelum dilakukannya metode target costing adalah sebesar Rp 72.316.000 untuk keripik kentang kemasan 100 gram, Rp 45.182.750 untuk keripik kentang kemasan 1 kg grade A, Rp 90.370.350 untuk keripik kentang kemasan 1 kg grade B, Rp 75.798.075 untuk keripik kentang kemasan 1 kg grade C, dan Rp 136.354.100 untuk kemasan keripik ubi jalar. Dengan harga sebesar Rp 15.000 untuk keripik kentang kemasan 100 gram, Rp 130.000 untuk keripik kentang kemasan 1 kg grade A, Rp 120.000 untuk keripik kentang kemasan 1 kg grade B, Rp 110.00 untuk keripik kentang kemasan 1 kg grade C, dan Rp 11.000 untuk kemasan keripik ubi jalar. Margin keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan terhadap produk keripik kentang sebesar 30% dan keripik ubi jalar sebesar 25%, menunjukkan hasil bahwa target profit belum tercapai. Hasil penggunaan metode target costing menunjukkan bahwa biaya keripik kentang tidak melebihi Rp 69.805.200 untuk kemasan 100 gram, Rp 44.945.175 untuk kemasan 1 kg grade A, Rp 86.408.895 untuk kemasan 1 kg grade B, dan Rp 57.230.577 untuk kemasan 1 kg grade C. Hasil penggunaan dengan metode target costing dapat mencapai target profit yang diinginkan oleh perusahaan. Sedangkan, biaya pada produk keripik ubi jalar dengan penggunaan metode target costing memiliki hasil yang lebih besar dibandingkan dengan metode standard costing, namun hasil dari target profit belum dapat tercapai. Karena harga keripik ubi jalar yang tinggi, sehingga permintaan keripik ubi jalar tidak sesuai dengan target perusahaan dan menyebabkan target profit tidak tercapai.