Perancangan Pusat Wisata Kuliner Perikanan Laut Pada Rest Area Di Brondong Lamongan
Main Author: | Rizkiono, Moh. Candra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4527/ |
Daftar Isi:
- Arah pengembangan Indonesia kedepan adalah pengembangan kemaritiman berkaitan dengan potensi wisata maritim berupa keanekaragaman hasil sumberdaya kelautan. Wilayah Jawa Timur berpotensi sebagai penghasil perikanan laut dan hasil olahan laut, khususnya di Kab. Lamongan, salah satu PPI terbesar yaitu PPI Brondong. Daerah Brondong mempunyai hasil dan olahan perikanan yang beragam dapat dijadikan sebagai produsen makanan kuliner laut pada pengadaan perancangan pusat wisata kuliner hasil laut. Berdasarkan RTRW Kab. Lamongan dan RDTRK Kec. Brondong tahun 2013-2033, jalur pantura Brondong merupakan pengembangan jalur bebas hambatan didukung dengan rencana rest area dan SPBU. Wilayah Brondong memiliki kondisi umum wilayah pesisir yang terkendala oleh suhu yang panas sehingga perlu pertimbangan penataan lanskap hijau dan pengahawaan pada bangunan pusat wisata kuliner di rest area Brondong. Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang pusat wisata kuliner perikanan laut pada rest area di Brondong Lamongan. Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengertian wisata kuliner, pengertian rest area, tinjauan objek komparasi sejenis, sehingga diperoleh kriteria-kriteria desain. Metode dalam penelitian ini, dengan metode pengumpulan dan pengolahan data primer dan data sekunder. Data-data tersebut dianalisa melalui pendekatan konsep perencanaan dan perancangan, sehingga menghasilkan konsep-konsep desain bangunan, selanjunya dikompilasi menjadi skematik desain. Metode perancangan mengunakan pendekatan metode pragmatik dan tipologi bangunan daerah Brondong. Hasil dari studi perancangan ini, diperoleh dua fungsi fasilitas-fasilitas bangunan, yaitu fungsi utama sebagai wisata kuliner dan fungsi penunjang beruapa rest area. Desain tapak dan bangunan fasilitas-fasilitas wisata kuliner dan rest area disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung. Desain tapak dan bangunan fasilitas-fasilitas kuliner juga dengan adaptasi dari bentukan eksisting tapak, iklim, dan kondisi sekitar. Penataan lansekap dan pemilihan komponen lansekap berdasarkan pada kondisi suhu atau ikim dan kondisi sekitar tapak bangunan.