Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Usahatani Jeruk Baby Java (Citrus sinensis L) Dan Jeruk Keprok Batu 55 (Citrus Reticulate L) Di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Malang (Pendekatan Analisis Efisiensi Faktor Produksi)

Main Author: Limbong, Jeki Fernando
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4497/
Daftar Isi:
  • Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan di Indonesia. Kandungan vitamin dan khasiat yang dimiliki terhadap kesehatan menjadi alasan jeruk dikonsumsi oleh masyarakat. Usahatani jeruk memiliki nilai ekonomis dan agribisnis yang tinggi, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah terhadap pengembangannya. Dalam upaya pengembangannya usahatani jeruk akan mampu berperan untuk peningkatan kesejahteraan petani dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri, produksi jeruk di Indonesia belum mencukupi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan kebijakan impor. Indonesia merupakan negara ke-4 sebagai importir jeruk terbesar di ASEAN setelah Malaysia, Singapura, dan Filipina. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara pengekspor jeruk. Keadaan tersebut tentu tidak berdampak baik terhadap petani, usahatani dan pasar jeruk lokal. Saat ini terdapat komoditas jeruk lokal yang dapat menjadi solusi bagi tingkat impor yang begitu tinggi yaitu jeruk Baby Java dan Keprok Batu 55. Kedua jenis jeruk ini mampu bersaing dari segi rasa, kualitas dan harga. Komoditas jeruk ini berasal dari Jawa Timur dan dibudidayakan di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Selorejo. Budidaya jeruk Baby Java dan Keprok Batu 55 di Desa Selorejo didukung oleh potensi yang dimiliki berupa cuaca, tanah dan pengairan yang sangat sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan tanaman jeruk. Jeruk ini dapat dikatakan menjanjikan bagi petani karena nilai jual dan permintaan yang tinggi, serta pasar yang terbuka lebar di Indonesia. Di lain sisi, hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan faktor produksi berupa bibit, pupuk organik dan anorganik, pestisida dan tenaga kerja yang digunakan apakah sudah efisien atau belum oleh petani jeruk di Desa Selorejo. Keadan tersebut tentu juga berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh petani. Maka dari itu, tujuan penelitiaan ini adalah (1) Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara nyata terhadap produksi dan tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor produksi yang berpengaruh secara nyata dalam usahatani jeruk Baby Java dan Keprok Batu 55 di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (2) Menganalisis perbandingan pendapatan antara usahatani jeruk Baby Java dan Keprok Batu 55 di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (3) Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam pemilihan untuk beralih dari kegiatan usahatani jeruk Baby Java ke Keprok Batu 55. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Faktor produksi yang berpengaruh secara nyata pada usahatani jeruk Baby Java dan Keprok Batu 55 di Desa selorejo masing-masing adalah bibit dan pupuk anorganik. Variabel bibit pada usahatani jeruk Baby Java dan Keprok Batu 55 memiliki koefisien bernilai negatif sehingga tidak dimasukkan dalam perhitungan efisiensi alokatif. Pada usahatani jeruk Baby Java nilai NMPx variabel pupuk anorganik adalah 7,6 dan penggunaan optimal pada 20.281,8 kg/hektar/tahun dan pada usahatani jeruk Keprok Batu 55 nilai NMPx variabel pupuk anorganik adalah 12,16 dan penggunaan optimal pada 30.005,3 kg/hektar/tahun. (2) Rata-rata pendapatan usahatani jeruk Keprok Batu 55 sebesar Rp145.487.404/ hektar/ tahun lebih menguntungkan dari usahatani jeruk Baby Java sebesar Rp84.139.230/ hektar/tahun. (3) Pengambilan keputusan untuk melakukan peralihan kegiatan usahatani dari jeruk Baby Java ke Ke Keprok Batu 55, secara parsial dipengaruhi oleh tingkat pendidikan petani.