Bioaktivitas Fumigan Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera Terhadap Tungau Umbi Rhizoglyphus robini

Main Author: Hidayah, Munika Dwi Nurul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4492/
ctrlnum 4492
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/4492/</relation><title>Bioaktivitas Fumigan Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera Terhadap Tungau Umbi Rhizoglyphus robini</title><creator>Hidayah, Munika Dwi Nurul</creator><subject>632.654 2 Animal pests (Mites)</subject><description>Kehilangan produk pertanian di tempat penyimpanan akibat serangan hama dan agens biologis lain mencapai 10-40%. Salah satu organisme pengganggu yang ditemukan di gudang adalah tungau umbi Rhizoglyphus robini Clapar&#xE8;de (Acari: Acaridae). Upaya untuk meminimalkan kerusakan akibat serangan tungau umbi R. robini dalam gudang dilakukan dengan cara fumigasi. Bahan nabati yang berpotensi sebagai bahan fumigan adalah daun kelor Moringa oleifera Lamark (Capparales). Daun kelor mengandung minyak atsiri berbahan aktif saponin, polifenol, dan alkaloida. Penelitian pengembangan potensi ekstrak daun kelor (EDK) sebagai fumigan terhadap tungau umbi R. robini pada produk simpanan masih terbatas. Berdasarkan uji pendahuluan, aplikasi fumigan EDK pada konsentrasi 2.100 &#x2013; 2.500 ppm mampu mematikan dan menghambat perkembangan tungau umbi R. robini. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji bioaktivitas fumigan nabati dari EDK pada berbagai konsentrasi, yaitu 2.100, 2.200, 2.300, 2.400 dan 2.500 ppm terhadap persentase mortalitas dan perkembangan biologi tungau umbi R. robini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017 di Laboratorium Toksikologi dan Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Tungau umbi R. robini diperoleh dari umbi tanaman jahe di kebun yang terletak di Dusun Klakah, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Daun kelor yang digunakan diperoleh dari Desa Gendhing, Probolinggo. Perbanyakan tungau uji dilakukan dalam laboratorium pada suhu 28-30&#x2DA;C dengan kelembapan nisbi lebih kurang 70%. Pembuatan EDK dilakukan dengan cara memisahkan daun kelor dari tangkainya, kemudian dikeringanginkan selama dua hari dan daun kelor yang telah layu dicacah halus. Cacahan daun kelor diambil sebanyak 10 g, selanjutnya dicampur dengan 180 ml pelarut ethanol 70%. Campuran bahan tersebut di shaker selama 24 jam kemudian disaring menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 75 &#x2DA;C. Hasil ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan sebagai akarisida. Pengujian daya racun akarisida fumigan EDK terhadap tungau umbi R. robini meliputi LC50, LT50, perkembangan pradewasa, siklus hidup, lama hidup imago betina dan jantan, serta keperidian. Pengujian menggunakan lima perlakuan konsentrasi EDK yaitu 2.100, 2.200, 2.300, 2.400 dan 2.500 ppm serta satu kontrol. Masing-masing pegujian diulang sebanyak 20 kali. Penelitian uji daya racun dilakukan pada stoples plastik dengan volume 1 L yang didalamnya terdapat cawan Petri, irisan kentang lokal sebagai pakan tungau uji, dan fumigan EDK. Pembuatan fumigan EDK dilakukan dengan meneteskan EDK sesuai konsentrasi perlakuan tersebut pada secarik kertas saring berukuran 2 x 2 cm, kemudian dikeringanginkan selama ii dua menit. Pengamatan mortalitas LC50 dilakukan 48 jam setelah aplikasi (JSA), mortalitas LT50 dilakukan setiap 24, 48, 72 dan 96 JSA, daya tetas telur diamati lima hari setelah aplikasi, perkembangan pradewasa diamati 24 jam sekali dari telur hingga menjadi imago, jumlah telur yang diletakkan imago betina dihitung setiap hari, lama hidup imago betina dan jantan diamati serta dicatat hingga imagoimago tersebut mati. Data mortalitas dan biologi tungau R. robini hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam. Apabila terdapat kematian tungau uji pada cawan kontrol, maka persentasi kematian dikoreksi dengan rumus Abbot. Sedangkan, penentuan nilai LC50 dan LT50 menggunakan Analisis Probit. Nilai LC50 fumigan ekstrak daun kelor adalah 2.675 ppm. Sedangkan, konsentrasi perlakuan fumigan EDK yang paling efektif adalah 2.500 ppm dengan waktu kematian tercepat 74 jam setelah aplikasi. Konsentrasi 2.500 ppm mampu meningkatkan persentase mortalitas sebesar 39,36% dan menghambat daya tetas telur lebih kurang 15%. Konsentrasi tersebut juga menyebabkan perkembangan pradewasa (19,50 hari) lebih lama dibandingkan kontrol (13,55 hari), keperidian (5,95 butir) lebih rendah dibandingkan kontrol (14,70 butir), dan lama hidup tungau umbi R. robini (3,70 hari) lebih singkat dibandingkan kontrol (6,55 hari).</description><date>2017-07-28</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Hidayah, Munika Dwi Nurul (2017) Bioaktivitas Fumigan Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera Terhadap Tungau Umbi Rhizoglyphus robini. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2017/285/051706253</relation><recordID>4492</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Hidayah, Munika Dwi Nurul
title Bioaktivitas Fumigan Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera Terhadap Tungau Umbi Rhizoglyphus robini
publishDate 2017
topic 632.654 2 Animal pests (Mites)
url http://repository.ub.ac.id/4492/
contents Kehilangan produk pertanian di tempat penyimpanan akibat serangan hama dan agens biologis lain mencapai 10-40%. Salah satu organisme pengganggu yang ditemukan di gudang adalah tungau umbi Rhizoglyphus robini Claparède (Acari: Acaridae). Upaya untuk meminimalkan kerusakan akibat serangan tungau umbi R. robini dalam gudang dilakukan dengan cara fumigasi. Bahan nabati yang berpotensi sebagai bahan fumigan adalah daun kelor Moringa oleifera Lamark (Capparales). Daun kelor mengandung minyak atsiri berbahan aktif saponin, polifenol, dan alkaloida. Penelitian pengembangan potensi ekstrak daun kelor (EDK) sebagai fumigan terhadap tungau umbi R. robini pada produk simpanan masih terbatas. Berdasarkan uji pendahuluan, aplikasi fumigan EDK pada konsentrasi 2.100 – 2.500 ppm mampu mematikan dan menghambat perkembangan tungau umbi R. robini. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji bioaktivitas fumigan nabati dari EDK pada berbagai konsentrasi, yaitu 2.100, 2.200, 2.300, 2.400 dan 2.500 ppm terhadap persentase mortalitas dan perkembangan biologi tungau umbi R. robini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017 di Laboratorium Toksikologi dan Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Tungau umbi R. robini diperoleh dari umbi tanaman jahe di kebun yang terletak di Dusun Klakah, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Daun kelor yang digunakan diperoleh dari Desa Gendhing, Probolinggo. Perbanyakan tungau uji dilakukan dalam laboratorium pada suhu 28-30 ̊C dengan kelembapan nisbi lebih kurang 70%. Pembuatan EDK dilakukan dengan cara memisahkan daun kelor dari tangkainya, kemudian dikeringanginkan selama dua hari dan daun kelor yang telah layu dicacah halus. Cacahan daun kelor diambil sebanyak 10 g, selanjutnya dicampur dengan 180 ml pelarut ethanol 70%. Campuran bahan tersebut di shaker selama 24 jam kemudian disaring menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 75 ̊C. Hasil ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan sebagai akarisida. Pengujian daya racun akarisida fumigan EDK terhadap tungau umbi R. robini meliputi LC50, LT50, perkembangan pradewasa, siklus hidup, lama hidup imago betina dan jantan, serta keperidian. Pengujian menggunakan lima perlakuan konsentrasi EDK yaitu 2.100, 2.200, 2.300, 2.400 dan 2.500 ppm serta satu kontrol. Masing-masing pegujian diulang sebanyak 20 kali. Penelitian uji daya racun dilakukan pada stoples plastik dengan volume 1 L yang didalamnya terdapat cawan Petri, irisan kentang lokal sebagai pakan tungau uji, dan fumigan EDK. Pembuatan fumigan EDK dilakukan dengan meneteskan EDK sesuai konsentrasi perlakuan tersebut pada secarik kertas saring berukuran 2 x 2 cm, kemudian dikeringanginkan selama ii dua menit. Pengamatan mortalitas LC50 dilakukan 48 jam setelah aplikasi (JSA), mortalitas LT50 dilakukan setiap 24, 48, 72 dan 96 JSA, daya tetas telur diamati lima hari setelah aplikasi, perkembangan pradewasa diamati 24 jam sekali dari telur hingga menjadi imago, jumlah telur yang diletakkan imago betina dihitung setiap hari, lama hidup imago betina dan jantan diamati serta dicatat hingga imagoimago tersebut mati. Data mortalitas dan biologi tungau R. robini hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam. Apabila terdapat kematian tungau uji pada cawan kontrol, maka persentasi kematian dikoreksi dengan rumus Abbot. Sedangkan, penentuan nilai LC50 dan LT50 menggunakan Analisis Probit. Nilai LC50 fumigan ekstrak daun kelor adalah 2.675 ppm. Sedangkan, konsentrasi perlakuan fumigan EDK yang paling efektif adalah 2.500 ppm dengan waktu kematian tercepat 74 jam setelah aplikasi. Konsentrasi 2.500 ppm mampu meningkatkan persentase mortalitas sebesar 39,36% dan menghambat daya tetas telur lebih kurang 15%. Konsentrasi tersebut juga menyebabkan perkembangan pradewasa (19,50 hari) lebih lama dibandingkan kontrol (13,55 hari), keperidian (5,95 butir) lebih rendah dibandingkan kontrol (14,70 butir), dan lama hidup tungau umbi R. robini (3,70 hari) lebih singkat dibandingkan kontrol (6,55 hari).
id IOS4666.4492
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2018-01-19T18:32:06Z
last_indexed 2021-10-18T02:10:00Z
recordtype dc
_version_ 1751453610276814848
score 17.538404