Analisa Sebaran Kualitas Air Pada Waduk Sutami Dengan Menggunakan Program WASP 7.1

Main Author: Habibi, Ahmad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4491/
Daftar Isi:
  • Selama satu dekade terakhir terutama pada tahun 2004 silam telah terjadi pencemaran serius di perairan waduk Sutami, dimana limbah organik dari pembuangan limbah industri serta limbah domestik yang tinggi, sehingga melebihi baku mutu yang diperbolehkan. BOD limbah industri yang seharusnya 50-150 mg/l. Namun faktanya, sebagian besar industri membuang limbah lebih dari 1.000 mg/l. Bahkan sebuah pabrik tapioka, BOD-nya 10.441 mg/l. Begitu juga peternakan babi, yang mencapai 10.551 mg/L. Tingginya nilai BOD ini berpengaruh besar terhadap pengurangan KOT (Kandungan Oksigen Terlarut) serta menyebabkan mengendapnya bahan pencemar di dasar bendungan dan terbentuknya kondisi anoksik di perairan sehingga tercipta kondisi yang sangat sesuai untuk pertumbuhan populasi bakteri serta pada umumnya ikan akan mati jika kandungan oksigen dalam air lebih rendah dari 1,5 miligram per liter (mg/l). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Status mutu air di Waduk Sutami ditinjau dari peruntukannya. Penentuan status mutu air di Waduk Sutami dilakukan pada stasiun monitoring terdekat, yaitu Stasiun Monitoring Waduk Sutami Hulu, Stasiun Monitoring Waduk Sutami Tengah dan Stasiun Monitoring Waduk Sutami Hilir, dimana pada tiap stasiunnya terdapat 2 sampai 3 titik pemantauan pada kedalaman tertentu. Dengan menggunakan program software WASP 7.1 bertujuan untuk menganalisa kualitas air permukaan seperti misalnya waduk sungai, danau, atau telaga. WASP 7.1 merupakan pengembangan dari program sebelumnya (WASP 6) yang digunakan untuk menganalisa dan memprediksi kualitas air terkait dengan fenomena alam maupun polutan yang dibuat oleh manusia dalam berbagai macam penentuan manajemen polusi air. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, Hasil dari permodelan WASP 7.1 sangat bervariasi, diantaranya ada yang tercemar ringan, tercemar sedang dan tercemar berat untuk peruntukan kelas 2. Parameter DO merupakan suatu parameter yang jika nilai konsentrasi parameter menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat. Kadar parameter DO yang terendah mulai dari tahun 2005 sampai 2010 adalah 4,66 mg/l pada bulan Oktober tahun 2006 di Stasiun Monitoring Waduk Sutami Hilir Kedalaman 3 (10 m). Kadar parameter NH3-N yang tertinggi mulai dari tahun 2005 sampai 2010 adalah 0,378 mg/l pada akhir tahun 2009 di Stasiun Monitoring Waduk Sutami Hilir Kedalaman 3 (10m). Kadar parameter BOD yang tertinggi mulai dari tahun 2005 sampai 2010 adalah 7,917 mg/l pada akhir tahun 2006 di Stasiun Monitoring Waduk Sutami Hilir Kedalaman 2 (5 m). Konsentrasi polutan pada waduk berbanding lurus dengan debit inflow yang masuk, karena merupakan inflow polutan. Pola sebaran polutan yang lebih banyak terkonsentrasi di bagian tengah waduk. Karena dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan kedalaman waduk.