Analisis Histopatologi Usus Kura-Kura Brazil (Trachemys Scripta Elegans) Yang Diinfeksi Bakteri Enterobacter Cloacae Isolat W6 Dari Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea)
Main Author: | Afifah, Jauharotul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4484/ |
Daftar Isi:
- Penyu merupakan organisme yang hampir seluruh masa hidupnya berada dilaut. Ada 7 jenis penyu di dunia, 6 diantaranya hidup diperairan di Indonesia. Sehingga penyu merupakan hewan akuatik konservatif yang keberadaannya dilindungi karena jumlah yang populasi semakin menurun. Timbulnya penyakit pada penyu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas dan popolasi penyu. Pada penelitian pendahuluan telah diperoleh hasil bahwa bakteri E. cloacae yang berasal dari isolat W6 penyu Lekang (L. olivacea) bersifat patogen. Sehingga kura-kura brazil (T. scripta elegans) digunakan sebagai hewan model dalam uji in-vivo untuk mengetahui patogenitas bakteri E. cloacae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui patogenitas bakteri E. cloacae isolate W6 dari penyu lekang (L. olivacea). Penelitian ini dilaksanakan Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang dan Laboratorium Patologi-Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang pada bulan 1 Maret – 27 April 2017. Penelitian ini menggunakan pengambilan data secara deskriptif. Pengambilan data secara deskriptif menampilkan data dalam bentuk gambar sehingga menghasilkan informasi mengenai kondisi jaringan usus kura-kura brazil yang diinfeksi bakteri E. cloacae isolat W6. Hasil dari penelitian ini dilihat dari pengamatan secara mikroskopis didapatkan bahwa kerusakan jaringan usus kura-kura brazil (T. scripta elegans) yang disebabkan oleh infeksi bakteri E. cloacae yang telah diamati yaitu nekrosis, poliferasi sel goblet dan kongesti serta ditemukan adanya sel makrofag dan sel limfosit. Pada usus yang mengalami nekrosis ditandai dengan inti sel tidak tampak, tidak dapat diwarnai atau hilang. Proliferasi sel goblet ditandai dengan melebarnya sel goblet pada mukosa akibat respon terhadap adanya patogen. Sedangkan pada usus yang mengalami kongesti terlihat adanya peningkatan jumlah darah dalam jaringan. Pada villi usus terlihat eritrosit yang meluas dari normalnya. Adanya sel makrofag yang ditemukan pada usus kura-kura brazil ditandai dengan sel yang memiliki bentuk inti seperti kacang dan mengandung banyak sitoplasma bergranula. Selain itu, sel limfosit terlihat pada jaringan usus sebagai sel yang kecil dengan inti yang jelas dan dikelilingi oleh sitoplasma yang sangat sedikit.