Uji Daya Hambat Minimal Ekstrak Kasar Daun Kecubung (Datura Metel L.) Terhadap Bakteri Vibrio Parahaemolyticus Secara In Vitro

Main Author: Nurvitasari, Annisa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4458/1/Annisa%C2%A0Nurvitasari.pdf
http://repository.ub.ac.id/4458/
Daftar Isi:
  • Dalam usaha meningkatkan nilai produksi perikanan budidaya air laut, seringkali terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Salah satu kendala tersebut adalah infeksi penyakit pada hewan budidaya yang akan mengakibatkan kematian dan gagal panen. Bakteri V. parahaemolyticus merupakan bakteri yang tahan pada lingkungan yang mengandung garam sampai kadar 7%. V. parahaemolyticus banyak ditemukan pada hasil perairan laut dan pada air laut. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah tanaman kecubung (Datura metel L.) Tanaman kecubung (D. metel L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung berbagai senyawa kimia yaitu alkaloida, saponin, flavonoid dan polifenol serta beberapa senyawa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa flavonoid dari ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) terhadap bakteri V. parahaemolyticus dan mengetahui konsentrasi terbaik yang dapat menghambat bakteri V. parahaemolyticus. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan FPIK UB meliputi ekstraksi bahan pada tanggal 6 Maret 2017 dan Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan FPIK UB meliputi uji cakram pada tanggal 28 Februari – 30 April 2017 dan uji SEM (Scanning Eelectronic Microscope). Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan lima perlakuan dengan dosis berbeda yaitu 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm, 800 ppm dan 1000 ppm dan tiga kali ulangan. Parameter utama dalam penelitian ini adalah mengukur zona hambat yang dihasilkan di sekitar kertas cakram dari masing-masing konsentrasi yang berbeda dan uji SEM dari kontrol negatif dan perlakuan terbaik. Parameter penunjang pada penelitian ini adalah suhu inkubasi sebesar 33 oC dan lama perendaman kertas cakram selama 10-15 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) bersifat bakteriostatik (menghambat) pertumbuhan bakteri V. parahaemolyticus yang diketahui setelah masa inkubasi selama 48 jam. Hal ini ditunjukkan dengan daya hambat dari konsentrasi tertinggi yaitu 1000 ppm dengan rata-rata diameter hambat sebesar 9,643 mm pada kemudian terjadi penurunan ukuran rata-rata diameter hambat menjadi 92,77 mm. Berdasarkan kurva regresi menunjukkan respon yang meningkat seiring dengan bertambahnya dosis ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) dengan persamaan y = 3,577 + 0,006x, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar ekstrak kasar daun kecubung (D. metel L.) yang diberikan maka senyawa antibakteri yang terkandung didalamnya juga semakin besar. Penelitian ini menggunakan konsentrasi tertinggi yang mampu menghambat bakteri V. parahaemolyticus sehingga disarankan untuk adanya penelitian skala luas yaitu untuk mengetahui dosis optimal dan dilakukan peneletian lebih lanjut secara in vivo.