Pengaruh Perbedaan Kedalaman Pada Alat Tangkap Pancing Ulur Coping Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Di Perairan Selatan Kabupaten Malang Jawa Timur

Main Author: Abbas, Rafih Muhamad
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4440/
Daftar Isi:
  • Usaha perikanan tangkap Indonesia didominasi perikanan tradisional dengan menggunakan alat tangkap yang sederhana dengan daerah penangkapannya berkisar di daerah pantai. Salah satu perikanan tangkap tradisonal yang sebagian besar dipakai oleh nelayan Indonesia adalah pancing ulur (Hand line). Pancing ulur terdiri atas beberapa komponen, yaitu 1) gulungan tali; 2) tali pancing; 3) mata pancing; dan 4) pemberat. Usaha perikanan pancing ulur dalam perkembangannya tidak banyak mengalami kemajuan yang berarti jika dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai upaya dan modifikasi dilakukan guna mengoptimalkan produktivitas dan efektivitas alat tangkap ini. Selain itu, penggunaan kedalaman yang terbaik untuk pengoperasian alat tangkap pancing ulur relatif kurang diterapkan oleh nelayan pancing ulur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perbedaan kedalaman alat tangkap pancing coping terhadap hasil tangkapan ikan dan untuk mengetahui kedalaman yang paling terbaik dalam pengoperasian alat tangkap pancing coping. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode experimental yaitu metode dengan cara ikut melakukan operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap pancing ulur (coping) yang menggunakan 3 kedalaman yang berbeda, yaitu 25 meter, 50 meter, 75 meter. Langkah awal yang harus dilakukan dalam penelitian ini ialah melakukan pengumpulan data. Data yang didapatkan dalam penelitian digunakan untuk memecahkan permasalahan. Perlakuan tersebut akan dilakukan sebanyak masing - masing 9 kali kelompok. Metode analisis penelitian ini yaitu menggunakan metode Rancang Acak Kelompok (RAK). Hasil tangkapan pancing ulur yang menggunakan kedalaman 25 meter, 50 meter, 75 meter yaitu Ikan Tongkol (Euthynnus affinis), ikan Cakalang (katsuwonus pelamis), Ikan Tuna (Thunnus sp.). Pada hasil uji ANOVA pada hasil tangkapan ikan pancing ulur coping faktor perlakuan (kedalaman) diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,395 dan Ftabel 5% sebesar 3,634, sedangkan Ftabel 1% sebesar 6,226. Berdasarkan pada uji ANOVA tersebut diperoleh hasil signifikasi pada 5%, Karena nilai Fhitung > Ftabel 5% maka dapat disimpulkan bahwa tolak H0 dan terima H1, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata yang sesungguhnya dari ketiga perlakuan kedalaman yang dicobakan tidak semuanya sama, atau dengan kata lain paling sedikit ada satu perlakuan kedalaman yang mempengaruhi banyaknya hasil tangkapan ikan, sehingga nilai tengahnya berbeda dengan yang lain. Hasil tangkapan pada kedalaman 25 meter diperoleh rata-rata total jumlah hasil tangkapan sebesar 16,667, kedalaman 50 meter sebesar 14,889 dan kedalaman 75 meter sebesar 9,333. Pengujian BNT dilihat beda dua nilai tengah antar perlakuan dengan nilai BNT, jika beda dua nilai tengah antar perlakuan lebih besar dari pada nilai BNT maka hasil tangkapannya berbeda nyata. Berdasarkan hail uji Beda Nyata Terkecil dapat diketahui beda nilai tengah antara perlakuan C dan B didapatkan hasil sebesar 5,556. Karena beda dua nilai tengah adalah 5,556 lebih besar daripada BNT0,05 = 4,938, maka dapat dikatakan bahwa beda beda dua nilai tengah tersebut nyata pada taraf 5% dan ditulis dengan notasi a dan b. Berdasarkan beda nilai tengah antara perlakuan B dan A didapatkan hasil sebesar 1,778. Karena beda dua nilai tengah adalah 1,778 lebih kecil daripada BNT0,05 = 4,938, maka dapat dikatakan bahwa beda beda dua nilai tengah tersebut tidak nyata pada taraf 5% dan ditulis dengan notasi b dan b. Dari tabel hasil uji perbandingan berganda dengan BNT dapat kita ketahui bahwa perlakuan terbaik yaitu perlakuan A kedalaman 25 meter karena mendapatkan hasil rata-rata terbesar yaitu sebesar 16,667, perlakuan terbaik kedua yaitu perlakuan B kedalaman 50 meter karena mendapatkan rata-rata sebesar 14,889, perlakuan terbaik ketiga yaitu perlakuan C kedalaman 75 meter karena mendapatkan hasil rata-rata sebesar 9,333.