Sebaran Status Unsur Hara Nitrogen Sebagai Dasar Pengelolaan Pemupukan Pada Lahan Kering Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Perkebunan Nusantara X, Kediri
Main Author: | Sari, Rula Etika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4417/ |
Daftar Isi:
- Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan bahan baku dasar pembuatan gula. Namun saat ini produksi gula dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi, baik konsumsi langsung maupun tidak langsung (Prawiro dalam Kustantini, 2014). Tidak cukupnya ketersediaan gula ini salah satunya disebabkan oleh produktivitas tebu yang fluktuatif. Selain itu jumlah luas area yang ditanami tanaman tebu mengalami beberapa kali pengurangan dan penambahan jumlah luas area setiap tahunnya. Produktivitas yang fluktuatif ini salah satunya disebabkan oleh pemupukan yang tidak optimal ketika diaplikasikan ke lahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tebu yaitu dengan optimalisasi pemupukan. Salah satu unsur hara yang penting untuk tanaman tebu adalah unsur hara nitrogen. PT. Perkebunan Nusantara X, Kediri menerapkan dosis pemupukan unsur hara nitrogen melalui Pusat Penelitian Gula Jengkol, Kediri sesuai dengan rekomendasi. Namun dalam teknis pengaplikasiannya masih belum tepat dan efisien. Pemetaan sebaran kadar hara nitrogen khususnya N-total menunjukkan status unsur hara nitrogen dalam kondisi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Dengan dipetakannya sebaran unsur hara nitrogen pada lahan tebu ini dapat dijadikan acuan dalam pemberian rekomendasi pemupukan yang tepat, efisien dan mudah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode grid bebas dengan skala 1:25.000. Dalam pelaksanaanya dilakukan pembuatan peta dasar berupa pembuatan peta SPL (Satuan Peta Lahan). Penentuan titik pengambilan sampel tanah didasarkan pada SPL dan mengacu pada beda tinggi antar kebun secara visual, pengelolaan, umur tanaman dan luasan kebun. Dari dasar tersebut didapatkan 5 SPL dan 92 titik sampel tanah yang akan dianalis N-total, kadar air dan pH. Dari data analisis tersebut diolah menjadi peta sebaran status unsur hara nitrogen dengan menggunakan software ArcGIS 9.3 sedangkan analisis statistik menggunakan Software Ms. Excel 2013. Hasil analisis yang dilakukan dan pengolahan data didapatkan peta sebaran status unsur hara nitrogen dengan kriteria rendah hingga sangat tinggi pada lahan kering tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) di PT. Perkebunan Nusantara X. Dari hasil tersebut sedang merupakan kriteria yang paling dominan dibanding dengan kriteria lainnya yaitu kriteria rendah 749,15 ha, kriteria sedang 879,76 ha kriteria tinggi 361,06 ha dan kriteria sangat tinggi 109,39 ha. Apabila dilihat dari sebaran per SPLnya, SPL1 didominasi oleh kriteria rendah, sedang dan tinggi, SPL2 termasuk dalam kriteria rendah hingga sangat tinggi, SPL 3 termasuk rendah hingga sangat tinggi, SPL 4 termasuk rendah, sedang dan tinggi sedangkan SPL 5 termasuk rendah dan sedang. Dari hasil tersebut didapatkan rekomendasi unsur hara nitrogen untuk wilayah sebaran dengan kriteria rendah yaitu 140 kg ha−1 nitrogen dengan luasan 749,15 ha sehingga dibutuhkan pupuk Urea sebanyak 233,06 ton. Wilayah sebaran kriteria sedang sebanyak 120 kg ha−1 nitrogen dengan luasan ii 879,76 ha sehingga kebun tersebut membutuhkan pupuk Urea sebanyak 234,60 ton. Rekomendasi wilayah sebaran kriteria tinggi 100 kg ha−1 nitrogen dengan luasan 361,06 ha sehingga kebun tersebut membutuhkan pupuk Urea sebanyak 80,23 ton. Sedangkan wilayah sebaran dengan kriteria sangat tinggi 80 kg ha−1 nitrogen dengan luasan 109,39 ha sehingga kebun tersebut membutuhkan pupuk Urea sebanyak 19,44 ton. Apabila dilihat dari nilai pH tanah, kebun HGU memiliki nilai pH tanah berkisar dari 4,3 hingga 6,3 yang termasuk dalam kriteria masam hingga agak masam dan memiliki rata-rata pH 5,1 (masam). Dari hasil analisis unsur hara nitrogen dan pH terlihat bahwasanya tidak terdapat hubungan yang erat dari keduanya dikarenakan misal dalam dua titik sampel tanah yang berbeda memiliki nilai pH yang sama namun memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang berbeda. Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor pemupukan yang dilakukan pada setiap kebunnya. Selain itu dari pemupukan dapat menyebabkan tanah menjadi masam. Untuk itu diperlukan teknis pengaplikasian pupuk yang tepat dan optimal sesuai rekomendasi pada setiap kebunnya. Selain menggunakan pupuk anorganik dapat pula diupayakan pemanfaatan trash management dan Pupuk Organik Cair dalam memenuhi kebutuhan unsur hara.