Dampak Penghapusan Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi Terhadap Kredit Modal Usaha Petani Tebu Rakyat
Main Author: | Kesumaningtyas, Anis Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4412/ |
Daftar Isi:
- Petani tebu rakyat yang bermitra dengan pabrik gula mendapat fasilitas kredit modal usaha dengan memanfaatkan program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Program KKP-E sesuai dengan kondisi petani tebu rakyat, tetapi pada pelaksanaannya banyak petani yang tidak dapat melunasi hingga akhir musim giling. Pemerintah mengeluarkan kebijakan penghapusan KKP-E pada tanggal 31 Desember 2015 yang menyebabkan petani mengalami kesulitan dalam mengakses kredit modal usaha untuk musim tanam 2016/2017. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai dampak penghapusan KKP-E terhadap kredit modal usaha petani tebu rakyat pada PG CB. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mendeskripsikan pelaksanaan sebelum dan setelah program KKP-E dihapus pada PG CB; 2) mengidentifikasi dampak dihapusnya program KKP-E pada petani tebu rakyat; dan 3) menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi kredit modal usaha petani tebu rakyat. Responden pada penelitian ini adalah petani TR KSU-A PG CB dan key informant dari PG CB dan KPTR Tani Mulya. Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik kuesioner, wawancara, dan observasi serta didukung dengan data sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis statistik deskriptif, dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Kredit program setelah KKP-E dihapus adalah program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Mekanisme pelaksanaan sama dengan KKP-E, namun syarat kredit pada KUR dan PKBL lebih beragam sehingga memberatkan petani. (2) Dampak dihapusnya KPP-E pada petani tebu rakyat antara lain: a) belum terdapat dana kredit untuk biaya garap hingga memasuki musim tanam 2016/2017; b) biaya yang tersalurkan tidak sesuai dengan biaya garap karena realisasi dana yang lama; c) petani yang tidak memiliki modal besar terhambat menggarap lahan karena keterbatasan modal; dan d) jumlah realisasi kredit dan bunga kredit mengalami penurunan. (3) Luas lahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit modal usaha karena apabila lahan semakin luas maka semakin besar kredit yang dibutuhkan petani. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah pemerintah dapat menyesuaikan alur dan syarat kredit sesuai dengan kondisi petani. Pemerintah dapat mengkaji, mengadopsi, dan memodifikasi sistem KKP-E yang berpengaruh positif terhadap petani agar tercipta kredit program yang lebih baik. Kredit program yang sesuai dengan kondisi petani tebu rakyat akan membantu petani dalam menyelesaikan masalah permodalan dalam usahatani tebu.