Daftar Isi:
  • Sejak merdeka, Georgia telah mengalami permasalahan-permasalahan dengan wilayahnya yang ingin memisahkan diri yakni Ossetia Selatan. Oleh karena itu, melalui perjanjian Sochi 1992, Georgia menyetujui penempatan pasukan Rusia untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut. Hal itu juga menandai baiknya hubungan antara Rusia dengan Georgia. Akan tetapi perubahan pemimpin Georgia pada 2004 menandai dimulainya hubungan yang tidak baik antara Georgia dengan Rusia hingga pada puncaknya terjadilah perang lima hari pada tahun 2008 dimana Rusia mengeluarkan kebijakan intervensi militernya. Penempatan pasukan Rusia di Ossetia Selatan yang awalnya untuk menjaga perdamaian berubah menjadi pasukan intervensi dalam konflik tersebut. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut menggunakan The Adaptive Behavior. Dengan melihat adanya internal dan external change di sisi Rusia. Internal change berupa tuntutan masyarakat dan ancaman ekonomi. Sedangkan external change dapat diidentifikasi melalui perubahan pemimpin, perubahan aliansi NATO-Georgia dan peningkatan ekonomi pasca pinjaman dari barat oleh Georgia.