Analisis Sistem Produksi Roti Tawar Dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus pada Usaha Roti Rotterdam Bakery, Batu)

Main Author: Novianti, Maranatha Fectauli
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4398/
Daftar Isi:
  • Perkembangan industri pangan di negara Indonesia pada saat ini dapat dikatakan sangat pesat. Salah satu pasar industri pangan yang sedang bersaing ketat saat ini adalah pasar industri roti. Perkembangan pesat yang terjadi pada industri roti disebabkan karena tingginya permintaan dari konsumen. Roti tawar merupakan salah satu jenis makanan yang membentuk sponge dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, air, gula dan yeast melalui tahap pembentukan adonan, fermentasi dan zat padat sebagai fase kontinyu. Roti tawar kini sudah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi sehingga cukup populer dikalangan masyarakat. Usaha roti Rotterdam bakery yang berada di Kota Batu merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam produksi roti. Dalam kegiatan produksinya, roti tidak dapat dipisahkan dari risiko kegagalan produk. Metode yang digunakan untuk menentukan analisis risiko produksi roti yaitu Failure Mode and Effects Analysis (FMEA). FMEA merupakan teknik analisis yang mengkombinasikan teknologi dan pengalaman dalam mengidentifikasi kegagalan proses produksi dan merencanakan untuk mencegahnya terulang. Metode yang digunakan menentukan prioritas strategi perbaikan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah pendekatan pengambilan keputusan yang didesain untuk membantu pemecahan masalah yang komplek dengan kriteria yang banyak dalam berbagai area aplikasi. Responden pakar yang digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan proses produksi dengan metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) antara lain 2 orang sales, 2 orang produksi dan 2 orang admin kantor, sedangkan untuk menentukan strategi dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan 3 responden pakar antara lain 2 orang produksi dan 1 orang akademisi. Penilaian risiko produksi pada Usaha roti Rotterdam terdiri dari 3 variabel yaitu bahan baku, proses produksi dan produk. Penilaian bertujuan uuntuk mengetahui nilai RPN berdasarkan kriteria saverity, occurance, dan detection. Risiko tertinggi yang terdapat pada variabel bahan baku, proses produksi, dan produk memiliki peluang tinggi yang dapat menimbulkan risiko lainnya, sehingga perlu dilakukan perumusan strategi untuk minimasi risiko tersebut. Strategi yang dilakukan yaitu melengkapi fasilitas produksi dengan bobot 0,287, menjalin kemitraan dengan bobot 0,261, dan perawatan mesin dan peralatan dengan bobot 0,194.