Laju Mineralisasi Nitrogen Dari Pangkasan Tanaman Pionir Parasponia andersonii danTrema orientalis Di Lereng Gunung Kelud

Main Author: Arifinia, Firda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4362/
Daftar Isi:
  • Pasca erupsi gunung Keludpada tahun 2014, permukaan tanah menjadi padat dan miskin hara N maka petani menambahkan pupuk kandang dan pupuk urea, namun pupuk kandang harus dibeli dari lain daerah sehingga biaya produksi menjadi terlalu mahal. Untuk itu perlu diusahakan sumber bahan organik (BO) lain yang dapat menggantikan fungsi pupuk kandang beserta urea. Salah satu sumber BO yang mungkin bisa digunakan adalah tanaman pioner Parasponia andersonii (anggrung hijau), Trema orientalis(anggrung merah). Tujuan penelitianini adalah untuk mempelajari laju mineralisasi N dari BO asal tanaman pionir Parasponia andersonii dan Trema orientalis di berbagai kelas tutupan lahan yang terkena dampak abu vulkan gunung Kelud. Penelitian dilakukan di dusun Kutut Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Mei sampai dengan bulan July 2016. Ada 4 macam BO yang diuji: Parasponia andersonii, Trema orientalis, dibandingkan dengan kakao (Theobroma cacao) dan sengon (Paraserianthes falcataria). Litterbag diletakkan dalam berbagai tingkat tutupan lahan: (1) Rapat, di lahan hutan produksi: (b) Terbuka, dilahan budidaya semusim. Litterbag diatur menurut Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan 3x ulangan. Contoh tanah diambil dibawah litterbag (25 cmx 25 cm) yang digunakan untuk studi laju dekomposisi dari keempat jenis BO di atas terutama pada kedalaman 0-10 cm. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada 5 kali waktu pengamatan, yaitu 1, 2, 4, 8, dan 12 minggu setelah aplikasi (MSA). Variabel yang diukur adalah konsentrasi NH4+, NO3-, total C, total N, dan pH tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 12 MSA, pemberian BO Trema orientalis melepaskan NH4+ ke dalam tanah lebih besar (rata-rata 12,3 mg kg-1) bila dibandingkan dengan pemberian ketiga jenis BO yang lain, rata-rata kadar NH4+ hanya 8,6 mg kg-1. Kadar NH4+ tanah di lahan budidaya tanaman semusim sekitar 56% lebih besar dibandingkan dengan kadar NH4+ tanah dilahan hutan produksi rata-rata 7,75 mg kg-1. Selama 12 minggu setelah aplikasi berbagai macam BO, diperoleh kadar NO3- yang sama untuk semua perlakuan dan semua jenis lahan, rata-rata kadar NO3- 19,6 mg kg-1. Tingkat mineralisasi N pada penelitian ini tidak ada hubungan erat dengan karakteristik kimia BO (total C, N, kadar lignin, dan polifenol), tetapi berhubungan erat dengan adanya perbedaan suhu tanah antar lahan terutama siang hari, dengan persamaan Y = -8,6038x + 253,94, R2 = 0,5292.