Pengaruh Penggunaan Penghambat Ace Terhadap Kejadian Hiperkalemia, Angiodema, Dan Batuk Kering Pada Pasien Hipertensi (Penelitian Dilakukan Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Dr.Saiful Anwar Kota Malang)

Main Author: Yusipasari, Windi Arinda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4302/
Daftar Isi:
  • Penghambat ACE merupakan obat penurun tekanan darah pilihan pertama untuk hipertensi dengan fek samping yang poten yaitu hiperkalemia, angioedema dan batuk kering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan obat penghambat ACE terhadap kejadian hiperkalemia, angioedema dan batuk kering pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Saiful Anwar Kota Malang. Metode penelitian ini adalah observasional cross sectional pada 56 pasien dengan usia ≥ 40 tahun yang menggunakan terapi penghambat ACE selama minimal 1 bulan dan maksimal 3 tahun tanpa komorbiditas penyakit pernafasan, jantung, ginjal serta tidak memiliki riwayat alergi. Kejadian hiperkalemia, angioedema dan batuk kering dianalisis menggunakan Algoritma Naranjo dan data penelitian diuji dengan uji beda Fisher. Hasil penelitian ini didapatkan hiperkalemia 8,93% dan batuk kering 30,36%. Analisis Naranjo menunjukkan ROTD pada hiperkalemia 66,7%, batuk kering 93,3% dan pada keduanya 50% sedangkan yang tidak ROTD pada hiperkalemia 33,3%, batuk kering 6,7% dan keduanya 50%. Terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin perempuan (p 0,023) dibandingkan laki-laki terhadap kejadian hiperkalemia dan batuk kering, jenis obat lisinopril 10 mg (p 0,018) dibandingkan kaptopril dan ramipril terhadap kejadian hiperkalemia dan batuk kering, serta frekuensi pemberian satu kali sehari (p 0,003) dibandingkan dengan pemberian tiga kali sehari terhadap kejadian hiperkalemia dan batuk kering akibat penghambat ACE. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara lama penggunaan (p 0,094) terhadap kejadian hiperkalemia dan batuk kering serta usia (p 0,900) terhadap kejadian hiperkalemia dan batuk kering akibat pengahambat ACE. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin, jenis obat dan dosis serta frekuensi pemberian obat penghambat ACE terhadap kejadian hiperkalemia, angioedema dan batuk kering pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Saiful Anwar Kota Malang.