Pengaruh Bahan Organik, Tanaman Paitan Dan Mulsa Terhadap Sifat Fisik Material Letusan Gunung Kelud Dan Tinggi Bibit Pohon
Main Author: | Manik, Pristober M |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4272/ |
Daftar Isi:
- Erupsi Gunung Kelud pada tanggal 13 Februari 2014 silam mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lahan, terutama sifat fisik tanah diantaranya peningkatan berat isi, penurunan porositas, laju permeabilitas menurun dan air tersedia yang rendah. Oleh karena irtu perbaikan sifat fisik lahan diperlukan untuk meningkatkan profuktivitas lahan. Peambahan bahan organik pada penanaman tanaman pionir seperti Thitonia diversifolia (Ttd) dapat digunakan. Perubahan dari sifat fisik tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman. Penelitian ini meliputi percobaan lapangan dan analisis laboratorium. Percobaan lapang dilaksanakan selama 12 bulan (Februari 2016–Februari 2017) di Desa Pandansari, Ngantang, Malang. Plot percobaan (masing-masing 1m x 1m) ditutupi dengan material letusan setebal 25 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan petak tersarang. Rancangan penelitian terdiri dari tiga petak utama (K1= 6 bulan pembenaman biomassa Ttd; K2 = 6 bulan pembenaman biomassa Ttd + dua bulan tanpa pembenaman; K3 = 6 bulan pembenaman biomassa Ttd + empat bulan tanpa pembenaman). Tiga sumber bahan organik (Bpk = pupuk kandang sapi; Bub = daun ubi jalar; Btd = daun Ttd) dikombinasikan dengan tanaman Thitonia diversifolia (Ttd) dan teknik pemulsaan (M1 = dengan mulsa; M0 = tanapa mulsa) diaplikan ke material letusan. Semua perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Material letusan dicampur dan diinkuasi dnegan bahan organik, kemudian Ttd ditanama dua minggu setelah pembenaman. Contoh tanah diambil dari material letusan yang diberi perlakuan dan tanah tertimbun sesuai dengan waktu K1, K2 dan K3. Pada waktu yang bersamaan tinggi bibit pohon sengon (Albizia chinensis) dan pisang (Musa paradisiaca) diukur. Sifat fisik tanah yang dianaliisi meliputi berat isi, berat jenis, kadar air pada berbagai potensial, distribusi ukuran pori, total porositas, air tersedia, permeabilitas dan stabilitas agregat dan dianalisis di Laboratorium Fisika Tanah Universitas Brawijaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan organik, Ttd dan mulsa menurunkan berat isi (0.14 - 0.23 g cm-3), meningkatkan total porositas (5.19 - 12.23%) dan permeabilitas (23.32 - 34.11 cm hr-1) material letusan (nyata pada K2 dan K3 tapi tidak pada K1). Perubahan sifat fisik tersebut terjadi seiring lamanya waktu aplikasi. Perlakuan mulsa pada materal letusan menunjukkan berat isi yang lebih rendah (0.03 - 0.05g cm-3), total porositas lebih tinggi (0.57 - 4.6%) dan permeabilitas lebih (5.55 - 10.31 cm hr-1) dibandingkan dengan tanpa perlakuan mulsa. Kombinasi perlakuan bahan organik, Ttd dan mulsa pada material letusan mengarah ke peningkatan porositas total, peningkatan kadar air tersedia, stabilitas agregat dan persen pori makro pada tanah tertimbun. Penurunan berar isi, peningkatan total porositas dan permeabilitasberpengaruh secara nyata terhadap tinggi bibit pohon sengon (Albizia chinensis) dan pisang (Musa paradisiaca).