Pelapisan Hydrogel SPMA (3-Sulfopropyl Methacrylate Potassium Salt) pada Polipropilena Menggunakan Metode Grafting sebagai Antibiofouling Mikroalga Nitzschia sp. dan Isochrysis sp
Main Author: | Wibowo, Stefanus Yoga Anang |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4248/ |
Daftar Isi:
- Biofouling merupakan akumulasi makhluk biologis yang tidak diinginkan pada suatu material. Akumulasi ini terjadi karena adanya kontak dengan air sebagai media perantara. Biofouling diakibatkan oleh berbagai organisme mulai dari, mikroorganisme, mikroalga, tanaman air, hingga hewan air. Pada perairan laut, biofouling sangat tidak diharapkan karena memberi masalah efektivitas kerja alat di perairan seperti membran pada proses pengolahan air limbah, jangkar pada industri akuakultur, heat exchanger pada industri, hingga badan kapal. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan seperti pengecatan dengan TBT (tributilin), penggunaan biosida, hingga pembersihan secara mekanis. Namun upaya-upaya tersebut memiliki kelemahan dari segi ekonomi dan keramahan pada lingkungan. Penggunaan TBT tidak ramah lingkungan karena dapat bersifat toksik terhadap biota laut. Penggunaan biosida dan pembersihan masih kurang efektif sehingga dapat meningkatkan biaya operasional. Pengembangan lebih lanjut untuk pembuatan antibiofouling yaitu menggunakan polimer alami. Salah satu polimer yang dapat dijadikan antibiofouling yaitu SPMA (3-Sulfopropyl Methacrylate Potassium Salt). Polimer ini memiliki sifat antimikroba dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Pada penelitian ini SPMA akan digrafting pada permukaan polipropilena sebagai bahan yang banyak dipakai dalam berbagai aplikasi dengan bantuan inisiator reagen fenton (Fe2+/H2O2). Stabilitas coating diuji pada kondisi salinitas air laut dan akuades selama 1, 6, dan 24 jam. Kemudian dikarakterisasi FTIR untuk melihat perubahan gugus fungsinya. Identifikasi pengaruh coating pada penempelan mikroalga jenis Nitzschia sp. dan Isochrysis sp. dilakukan selama 1, 3, dan 7 hari dengan bantuan fotomikroskop. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa SPMA mampu menunda fouling yang terjadi akibat mikroalga jenis Nitzschia sp. yang memiliki bentuk jarum serta Isochrysis sp. yang memiliki bentuk bulat. Pada sampel polipropilena tergrafting SPMA bentuk mikroalga tidak berpengaruh signifikan, mikroalga Nitzschia sp. dengan nilai rerata 11,50% dan lebih banyak menempel dibandingkan dengan Isochrysis sp. dengan nilai rerata 9,04%. Sedangkan pada sampel non-grafting bentuk mikroalga berpengaruh signifikan. Mikroalga jenis Isochrysis sp. dengan nilai rerata 43,91% lebih banyak menempel dibandingkan Nitzschia sp. dengan nilai rerata 23,47%. Dengan P-value sebesar 0,001 maka disimpulkan grafting berpengaruh signifikan terhadap penempelan mikroalga Nitzschia sp. dan Isochrysis sp.