Analisis Jumlah Sisa Makanan Dan Biaya Yang Terbuang Dari Sisa Makanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang

Main Author: Mustika, Sukma Kurnia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4211/
Daftar Isi:
  • Besarnya sisa makanan dapat menentukan keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit. Banyaknya sisa makanan secara ekonomis menyebabkan banyaknya biaya yang terbuang. Hasil observasi menunjukkan rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang belum pernah melakukan pengamatan sisa makanan secara representatif maupun pengamatan biaya yang terbuang dari sisa makanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar sisa makanan dan jumlah biaya yang terbuang dari sisa makanan pasien di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitian bersifat observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek yang diteliti adalah sisa makanan pasien rawat inap dewasa di kelas perawatan I,II dan III dengan jenis diet TKTP bentuk tim. Pengamatan dilakukan pada waktu makan pagi, siang dan sore selama 1 periode siklus menu (11 hari). Jumlah sisa makanan diobservasi menggunakan metode digital imaging. Biaya sisa makanan dihitung dengan mengkonversikan persentase sisa makanan ke dalam gram (dibandingkan dengan standar porsi), lalu dikalikan dengan harga awal bahan makanan. Sisa makanan terbanyak berdasarkan jenis makanan adalah sayur yaitu 47,63%, berdasarkan waktu makan adalah waktu makan pagi yaitu 40,64%, dan berdasarkan siklus menu adalah siklus menu ke-2 yaitu 40,38%. Biaya yang terbuang paling banyak terdapat pada sisa makanan jenis lauk hewani sebesar Rp 364.642,1 dan siklus menu ke-2 sebesar Rp 138.955,9. Kesimpulan penelitian ini adalah rata-rata persentase sisa makanan pasien di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang (35,07%) masih tergolong tinggi di atas nilai SPM RS yaitu jumlah sisa makanan harus ≤20%. Banyaknya biaya yang terbuang dari sisa makanan disebabkan oleh tingginya indeks harga bahan makanan dan tingginya persentase sisa makanan.