Evaluasi Implementasi Sistem Jaminan Halal (SJH) pada Pengolahan Produk Bakery (Studi Kasus Rotterdam Bakery Kota Batu, Jawa Timur)
Main Author: | Chasanah, Nur Uswatun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4130/ |
Daftar Isi:
- Tren kehalalan pangan dalam pasar global semakin kompetitif dari tahun ke tahun. Di Indonesia, pangan halal telah menjadi salah satu tuntutan konsumen muslim yang harus dipenuhi produsen. Seiring kemajuan teknologi, semakin banyak bermunculan produk hasil rekayasa ilmu pengetahuan yang belum tentu memenuhi aturan halal. Disini sangat diperlukan Sistem Jaminan Halal (SJH) guna menjamin kehalalan produk pangan. Salah satu produk pangan yang perlu menerapkan jaminan kehalalan yaitu bakery. Data BPS (2015) menyatakan rata-rata konsumsi produk bakery di Indonesia meningkat dari 0,121 (2009) hingga 0,144 kg per kapita (2013). Rotterdam Bakery pernah mendapat sertifikasi halal untuk semua produk roti, namun setelah kadaluarsa belum diperpanjang. Pengetahuan karyawan terhadap SJH belum merata. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi konsistensi penerapan SJH di Rotterdam Bakery. Penelitian ini menggunakan metode audit berdasar HAS 23101. Dimulai dari analisis kondisi umum perusahaan, identifikasi jenis dan bahan produk, proses produksi, pemenuhan kriteria SJH, hingga evaluasi implementasi SJH di Rotterdam Bakery. Hasil evaluasi SJH di Rotterdam Bakery menunjukkan bahwa 44% kriteria dalam HAS 23101 sudah terpenuhi. Tim manajemen halal menjadi kunci pengelolaan SJH, karenanya tim perlu dibentuk secara definitif. Kebijakan halal perlu dibuat tertulis dan mudah dipahami karyawan. Pelatihan dan edukasi penting untuk meningkatkan wawasan dan kepedulian karyawan terhadap SJH. Bahan roti yang digunakan telah terjamin kehalalannya sebanyak 85%. Bahan umum roti seperti tepung dan shortening telah mendapatkan sertifikat halal. akan tetapi, masih ditemukan bahan kritis yang belum tertelusur status kehalalannya, seperti selai dan flavor. Selai yang dikomersilkan sering ditambahkan bahan aditif yang masih diragukan kehalalannya. Flavor merupakan bahan yang kompleks dan kritis dari segi kehalalan. Kehalalan flavor tidak bisa ditelusuri hanya dengan melihat komposisi yang biasanya tidak dijelaskan dengan rinci. Titik kritis kehalalan proses produksi dapat berasal dari kontaminasi bahan haram dan najis, sanitasi pekerja, dan lingkungan. Proses fermentasi roti tidak menjadi titik kritis kehalalan. Dibutuhkan komitmen manajemen puncak dan kerja sama multidisipilin tim halal yang baik untuk menerapkan suatu sistem halal berkelanjutan.