Survei Penyakit Hawar Daun Dan Bercak Oranye Pada Tanaman Talas (Colocasia esculenta) Di Malang
Main Author: | -, Sundari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4107/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara tropis yang merupakan salah satu negara penghasil tanaman talas. Tanaman talas merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang termasuk dalam jenis umbi-umbian. Tanaman talas dapat digunakan sebagai alternatif pengganti makanan pokok di Indonesia yaitu beras terutama di daerah Mentawai (Sumatera Barat) dan Sorong (Papua Barat). Talas yang dikenal di Indonesia adalah talas dengan spesies Colocasia esculenta dan spesies Colocasia gigantia. Tanaman talas umumnya ditanam di lahan kering sehingga produktivitas tanaman talas lebih rendah dibandingkan potensi produksinya. Hal ini dikarenakan rendahnya ketersediaan air di lahan kering. Selain faktor ketersediaan air, faktor lain yang dapat menyebabkan rendahnya produksi tanaman talas adalah adanya serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit pada tanaman talas ini dapat menyerang hampir semua bagian tanaman. Adapun patogen penyakit yang menyerang tanaman talas adalah jamur, bakteri, virus dan juga nematoda. Salah satu penyakit pada tanaman talas adalah hawar daun yang disebabkan oleh patogen Phytophthora colocasiae. Penyakit ini dapat mengurangi hasil panen sekitar 30-40 % jika mulai timbul di pertanaman talas pada umur 40-70 hari. Penelitian dilakukan selama 7 bulan dari bulan Agustus 2016 – Maret 2017 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama danPenyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Pengambilan sampel dilakukan di Desa Ngabab Kecamatan Pujon, Desa Kasembon Kecamatan Bululawang, Desa Blayu Kecamatan Wajak, Desa Kidangbang Kecamatan Wajak, dan Desa Dayakan Kecamatan Gondanglegi. Parameter yang digunakan meliputi intensitas serangan penyakit, karakteristik gejala penyakit, identifikasi jamur patogen dan karakteristik mikroskopis jamur patogen. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Ms. Excel 2007 dan disajikan secara deskriftif. Hasil penelitian menunjukkan pada setiap lokasi ditemukan penyakit hawar daun talas, untuk penyakit bercak oranye ditemukan pada setiap lokasi kecuali Kecamatan Pujon. Karakteristik gejala dari masing-masing penyakit pada masing-masing lokasi hampir sama. Hasil identifikasi didapatkan jamur penyebab penyakit hawar daun pada tanaman talas adalah Phytophthora colocasiae, sedangkan penyebab penyakit bercak oranye pada tanaman talas adalah Neojohnstonia colocasiae.Karakteristik mikroskopis dari masing-masing sampel sama dan hanya berbeda pada ukuran spora saja. Hasil perhitungan intensitas menunjukkan bahwa intensitas penyakit hawar daun paling tinggi adalah 15,83 % di Desa Kidangbang dan paling rendah 3,56 % di Desa Dayakan; sedangkan untuk intensitas penyakit bercak oranye paling tinggi adalah 12,30 % di Desa Kasembon dan paling rendah pada Kecamatan Pujon (0 %) yang tidak terdapat serangan penyakit tersebut. Perbedaan tingkat intensitas dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.