Pengujian Konsorsium Bakteri Antagonis Untuk Mengendalikan Penyakit Cacar Daun Pada Tanaman Teh Yang Disebabkan Oleh Exobasidium vexans DI PTPN XII Kebun Teh Wonosari Lawang Malang
Main Author: | Aisah, Cahya Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4106/ |
Daftar Isi:
- Teh Camellia sinensis (Linnaeus) O Kuntze merupakan tanaman perkebunan asal Cina yang memiliki potensi dan prospek ekonomi yang masih luas dalam sektor perkebunan. Produksi tanaman teh mengalami penurunan, salah satunya disebabkan oleh penyakit penting Exobasidium vexans. Saat ini pengendalian penyakit banyak menggunakan pestisida kimia yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan bakteri antagonis sebagai pengendali hayati hingga saat ini masih terbatas. Oleh karena itu, pengendalian terpadu untuk penyakit cacar daun pada tanaman teh perlu dikaji lebih lanjut sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan dan mendukung pengelolaan hama terpadu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gejala dan tingkat serangan cacar daun tanaman teh di lahan, mengkaji pengaruh aplikasi bakteri antagonis dalam menghambat perkembangan penyakit cacar daun, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman teh. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2017 di Afdelling Gebuk Lor PT. Perkebunan XII Kebun Teh Wonosari Lawang Malang dengan ketinggian 950-1.250 mdpl. Jenis tanaman teh adalah klon TRI 2024 yang rentan terhadap penyakit cacar dengan umur pangkas 2 tahun. Tahapan penelitian meliputi pengamatan gejala penyakit di lapang dan uji penekanan penyakit cacar daun teh di lapang. Rancangan yang dilakukan adalah dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan 3 kali ulangan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapang cacar daun disebabkan oleh Exobasidium vexans. Gejala serangan dapat terjadi pada beberapa bagian tanaman termasuk daun dan tangkai. Aplikasi bakteri antagonis Bacillus subtilis + Pseudomonas fluorescens + Corynebacterium sp.) di lapang mampu menekan penyakit cacar daun secara signifikan 75,1%. Pengamatan aspek agronomis menunjukkan bahwa aplikasi perlakuan Bacillus subtilis + Pseudomonas fluorescens + Corynebacterium sp.) dapat meningkatkan bobot basah sebesar 393,7 gram/plot. Peningkatan bobot basah juga diiringi dengan peningkatan jumlah pucuk peko dan pucuk burung. Tetapi rasio jumlah pucuk peko dengan pucuk burung semua perlakuan memiliki nilai di bawah normal standar yaitu 2,33. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi bakteri antagonis mampu meningkatkan kesehatan tanaman dalam menghadapi serangan cacar daun dan meningkatkan pertumbuhan tanaman teh.