Evaluasi Dampak Sistem Pengelolaan Air Pada Budidaya Padi (Oryza sativa L.)
Main Author: | Muttaqien, Khaerul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4093/ |
Daftar Isi:
- Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia, oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi dan penurunan produksi padi sawah akibat dampak lingkungan sangat penting untuk diperhatikan. Pada produksi padi di tahun 2015 sebanyak 75,36 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebanyak 4,51 juta ton (6,37 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi tersebut terjadi di Pulau Jawa sebanyak 2,31 juta ton dan di luar Pulau Jawa sebanyak 2,21 juta ton (BPS, 2016). Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai Januari 2017. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di Jalan Kembang Kertas Jatimulyo Malang, Jawa Timur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, sabit, papan label, penggaris, meteran, timbangan, gelas ukur, thermohygrometer, alat tulis, kamera digital, sprayer, jaring, bambu dan ember (pot). Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tanaman padi varietas Inpari 30, Insektisida, Urea, SP-36 dan KCl. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Metode analisis rancangan acak kelompok dan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan pengujian dengan uji BNT 0,05. Perlakuan S1: Sistem penggenangan terus-menerus 5 cm; S2: Sistem penggenangan terus-menerus 3 cm; S3: Sistem penggenangan setinggi permukaan tanah (macak-macak); S4: Sistem penggenangan 5 cm secara terputus-putus setiap 1 minggu sekali dan 1 minggu dikeringkan; S5: Sistem penggenangan 5 cm secara terputus-putus setiap 2 minggu sekali dan 2 minggu dikeringkan; S6: Sistem penggenangan 5 cm secara terputus-putus setiap 3 minggu sekali dan 1 minggu dikeringkan; S7: Sistem penggenangan 3 cm secara terputus-putus setiap 1 minggu sekali dan 1 minggu dikeringkan; S8: Sistem penggenangan 3 cm secara terputus-putus setiap 2 minggu sekali dan 2 minggu dikeringkan; S9: Sistem penggenangan 3 cm secara terputus-putus setiap 3 minggu sekali dan 1 minggu dikeringkan; S10: Pengusahaan padi lahan secara kering/Kapasitas Lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sistem pengelolaan air yang tergenang (0 cm sampai 5 cm) tidak begitu berbeda terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman padi. Namun pada keadaan kapasitas lapang tanaman padi mengalami penurunan pertumbuhan dan hasil bila dibandingkan dengan sistem ii penggenangan terus-menerus, terputus-putus dan macak-macak. Penggenangan air terptus-putus mendapatkan nilai lebih baik dari pada sistem genangan terus-menerus, macak-macak dan kapasitas lapang dimana sistem penggenangan 5 cm terputus-putus 3 minggu tergenang dan 1 minggu dikeringkan mendapatkan nilai pertumbuhan lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah anakan dan luas daun. Sistem pengelolaan air S6 mendapatkan hasil gabah kering panen pot per gram lebih baik yaitu sebesar 103,54 g pot-1 dibandingkan S1, S2, S3 dan S10 yang mendapatkan nilai sebesar 81,40 g pot-1, 82,31 g pot-1, 76,85 g pot-1 dan 30,50 g pot-1.