Strategi Pengembangan Klaster Usaha Kecil dan Menengah Keripik Tempe dengan Metode K-Means Clustering dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus UKM Keripik Tempe Sanan, Kota Malang)

Main Author: Trisnaningtyas, Kinanti
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4012/
Daftar Isi:
  • Kota Malang adalah daerah padat karya yang didominasi industri kecil dan menengah dengan sedikit industri manufaktur. Keripik tempe merupakan produk pangan lokal yang menjadi produk unggulan Kota Malang. Keripik tempe adalah makanan yang terbuat dari tempe yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Saat ini di Kota Malang terdapat organisasi Primer Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Primkopti) Bangkit Usaha Kota Malang. Dulu para pemilik UKM keripik tempe di Kota Malang bergabung dengan organisasi tersebut namun saat ini banyak yang sudah tidak bergabung lagi karena dianggap kurang efektif sehingga pemilik UKM keripik tempe dalam pengembangan usahanya dilakukan secara individual. Selain itu terdapat hambatan lain seperti permodalan pengetahuan bisnis dan strategi pemasaran yang masih lemah. Oleh karena itu perlu adanya pembentukan klaster industri pada UKM keripik tempe untuk meningkatkan daya saing UKM keripik tempe di Kota Malang dengan menggunakan metode k-means clustering dan pemilihan strategi pengembangan klaster UKM yang terbentuk menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam K-means Clustering yaitu teknik voluntary sejumlah 9 UKM, yaitu UKM Purnama, Deny, Amangtiwi, Amel, Sri Bawon, Arin, Karina, Putra Ridho dan Delima. Variabel yang digunakan dalam metode K-means Clustering adalah kapasitas produksi perbulan, lama usaha, rata-rata nilai penjualan perbulan, nilai investasi, jumlah tenaga kerja. Berdasarkan hasil analisis k-means clustering dibentuk 2 klaster UKM. Klaster 1 merupakan UKM keripik tempe yang termasuk klasifikasi usaha mikro dengan beranggotakan UKM Amangtiwi dan Delima. Klaster 2 merupakan UKM keripik tempe yang termasuk klasifikasi usaha kecil dengan beranggotakan UKM Purnama, Deny, Amel, Sri Bawon, Arin, Karina dan Putra Ridho. Berdasarkan metode FAHP didapatkan hasil strategi pengembangan klaster yang menjadi prioritas untuk diterapkan pada klaster 1 adalah standarisasi produk serta pelatihan dan pembinaan pemilik UKM mengenai pengembangan bisnis. Strategi pengembangan klaster yang menjadi prioritas untuk diterapkan pada klaster 2 yaitu standarisasi produk serta promosi dan penjualan dengan media yang lebih modern.