Analisis Pengendalian Kualitas Nanas Kaleng Menggunakan Metode Six Sigma FMEA-AHP Pada Bagian Line Preparasi (Studi Kasus: PT Great Giant Pineapple, Lampung)
Main Author: | Anggraeni, Ita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/4010/ |
Daftar Isi:
- Persaingan bisnis saat ini semakin ketat, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Produk yang baik lebih mampu meningkatkan profit bagi perusahaan. PT. Great Giant Pineapple merupakan perusahaan yang menyuplai nanas kaleng sekitar 15-20% dari total kebutuhan nanas dunia, 40% diantaranya ke Eropa, 35% ke Amerika Utara, dan 25% lainnya ke Asia Pasifik. Proses produksi nanas di PT. Great Giant Pineapple memiliki tahapan proses yang cukup panjang serta melewati berbagai Lini produksi. Salah satunya proses di Line preparasi yang mengakibatkan cacat visual pada produk STB14 65 Oz seperti mashed, blemish, kontaminasi kulit dan daun, serta core. Akibat terjadinya defect tersebut produk mengalami penurunan kualitas yang menyebabkan produk dialihkan ke konsumen lain dengan harga lebih murah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan defect produk nanas kaleng. Serta untuk menentukan usulan perbaikan untuk mengurangi produk cacat yang terjadi di Line Preparasi PT. Great Giant Pineapple. Upaya untuk meningkatkan kualitas nanas kaleng dapat dilakukan dengan mengurangi produk cacat dengan metode Six Sigma. Objek penelitian ini adalah produk nanas kaleng dengan temuan kasus terbanyak pada tahun 2016. Selanjutnya, untuk mengetahui nilai sigma dan cacat dominan yang terjadi pada produk yang diteliti penelitian ini dilakukan dengan cara analisis defect selama 15 hari dimana dalam 1 hari terdapat 2 kali pengambilan sampel dengan masing-masing sampel sebesar 20 Kaleng. Selanjutnya mencari penyebab cacat dominan menggunakan diagram sebab akibat kemudian dilanjutkan dengan metode Failure Mode Effect and Analyze (FMEA). Metode Failure Mode Effect and Analyze (FMEA) dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang melibatkan lima responden. Untuk mendapakan usulan perbaikan yang lebih baik, metode Improve Failure Mode Effect and Analyze (FMEA) diintegrasikan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan melibatkan lima responden untuk mengisi kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian, tiga cacat dominan dari produk nanas kaleng ukuran A10 dengan style STB14 65 Oz yaitu mashed, blemish, serta kontaminasi kulit dan daun. Nilai sigma dari produk nanas kaleng STB14 65 Oz sebesar 3,52 yang menunjukan bahwa proses produksi nanas STB14 65 Oz masih kompetitif di Industri pangan Indonesia. Penyebab terjadinya defect dominan diketahui dari nilai RPN tertinggi. Lima peringkat tertinggi dari hasil perhitungan RPN digunakan sebagai alternatif hierarki AHP (Analitycal Hierarchy Process). Untuk mengetahui rencana usulan perbaikan yang digunakan dapat mengatasi permasalahan defect dilakukan penerapan dalam sehari. Dalam penerapan sehari tersebut diketahui dapat menurunkan defect mashed, blemish, serta kontaminasi kulit dan daun sehingga rencana usulan perbaikan dapat digunakan sebagai alternatif usulan perbaikan dalam pengambilan keputusan AHP (Analitycal Hierarchy Process). Pengambilan keputusan untuk usulan perbaikan didapatkan dari hasil tiga bobot tertinggi perhitungan AHP (Analitycal Hierarchy Process) dari masing-masing defect.