Karakterisasi Fisikokimia Minyak Ikan Hasil Samping dari Berbagai Industri Pengalengan dan Penepungan Ikan Tuna dan Lemuru Pasca Netralisasi

Main Author: Ramzy, Muhammad Fariz
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/4001/
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki kekayaan sumber daya perikanan yang berlimpah dengan luas lautan mencapai 70% dari total wilayah Indonesia. Ikan tuna dan lemuru merupakan ikan yang sering ditemui di perairan Indonesia dengan produksi kedua ikan pada tahun 2014 mencapai lebih dari 500.000 ton. Proses pengalengan dan penepungan ikan lemuru dan tuna menghasilkan limbah cair yang mengandung minyak ikan dengan ketersediaan yang tinggi. Kualitas minyak ikan yang dihasilkan masih rendah yang ditandai dengan tingginya kandungan asam lemak bebas, oleh karena itu perlu dilakukan proses pemurnian untuk meningkatkan karakteristik minyak ikan. Netralisasi atau pemurnian dengan alkali merupakan metode yang dapat digunakan untuk menurunkan kandungan asam lemak bebas. Netralisasi hampir secara sempurna menghilangkan asam lemak bebas yang diubah menjadi sabun yang tidak larut dalam minyak. Penelitian ini menggunakan sampel minyak hasil samping dari berbagai industri penepungan dan pengalengan ikan lemuru dan tuna dari daerah Banyuwangi dan Bali. Minyak ikan dinetralisasi dengan NaOH 14,36% kemudian diamati nilai asam lemak bebas, angka asam, kadar air, tingkat oksidasi minyak, profil asam lemak, viskositas, warna, dan jumlah rendemen yang dihasilkan. Kemudian dilakukan perbandingan sampel dengan standar minyak ikan untuk makanan serta uji One-way Analysis of Variance (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95% untuk mengetahui karakteristik minyak ikan pasca netralisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak ikan yang telah dinetralisasi mengalami penurunan nilai kadar air, asam lemak bebas, bilangan asam, serta cenderung meningkatkan kecerahan minyak. Netralisasi cenderung meningkatkankan kandungan asam lemak EPA pada minyak hasil samping (MHS) pengolahan ikan. Netralisasi mampu menurunkan kandungan asam lemak bebas sebesar 86.75% pada MHS pengalengan lemuru PT. Bali Maya Permai, 56.59% pada MHS pengalengan lemuru PT. Fish Indo, 81.75% pada MHS penepungan lemuru PT. Yalasamudra, 88.77% pada MHS penepungan lemuru PT. Bumi Bali Mina, 85.88% pada MHS pengalengan tuna PT. Avila Prima, dan 91.84% pada MHS penepungan tuna tradisional. Kandungan air, asam lemak bebas, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan anisidin, dan bilangan totoks seluruh minyak ikan hasil samping setelah dinetralisasi memenuhi standar mutu minyak ikan untuk makanan dari IFOMA. Hasil analisis ragam dengan selang kepercayaan 95% pada seluruh parameter kimia dan fisik minyak menunjukkan perbedaan signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa industri pengambilan sampel memberikan perbedaan yang signifikan terhadap karakteristik fisikokimia minyak ikan pasca netralisasi.