Pengaruh Terapi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Kadar Malondialdehida Serum Darah dan Ekspresi HSP70 pada Otak Tikus (Rattus norvegicus) Model Traumatic Brain Injury
Main Author: | Kayeme, Asdia Nosase |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3948/ |
Daftar Isi:
- Traumatic Brain Injury merupakan cedera yang terjadi karena adanya tekanan mekanik eksternal yang mengenai cranium dan komponen intrakranial, sehingga menimbulkan kerusakan sementara atau permanen pada otak. Pasca terjadinya cedera otak, terjadi over produksi radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif. Ekstrak kulit manggis mengandung xanthone yang bekerja sebagai antiinflamasi dan penangkal radikal bebas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi ekstrak kulit manggis terhadap penurunan kadar MDA serum darah dan ekspresi HSP70 pada otak tikus (Rattus norvegicus) model TBI. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus putih yang dikelompokkan menjadi 4 perlakuan yaitu kelompok negatif, kelompok positif (model TBI), kelompok TBI dengan terapi ekstrak kulit manggis dosis 0,5 mL/hari selama 5 hari dan kelompok TBI dengan terapi minocycline dosis 0,5 mL/hari selama 5 hari. Kadar MDA serum darah tikus diukur menggunakan uji Thiobarbituric Acid (TBA) sedangkan ekspresi HSP70 pada otak dianalisis secara deskriptif sel-sel yang terekspresi serta dihitung jumlah sel yang terekspresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi ekstrak kulit manggis menurunkan kadar MDA serum darah sebesar 23,41%. Terapi ekstrak kulit manggis memperbaiki gambaran histopatologi dan menurunkan ekspresi HSP70 pada jaringan otak tikus sebesar 39,36%. Hasil analisa statistik uji kadar MDA dan ekspresi HSP70 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,01). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi ekstrak kulit manggis dapat digunakan untuk terapi pasca terjadinya cedera otak.