Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Secara Topikal Terhadap Eritema Pada Proses Penyembuhan Luka Diabetik Tikus Galur Wistar Kondisi Diabetes

Main Author: Abdillah, Hamdy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/394/1/Hamdy%C2%A0Abdillah.pdf
http://repository.ub.ac.id/394/
Daftar Isi:
  • Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat gangguan sekresi insulin dan peningkatan resistensi seluler terhadap insulin. Kondisi ini menyebabkan fase inflamasi pada luka memanjang sehingga proses penyembuhan luka terganggu. Temulawak (Curcuma xanthorriza roxb) memiliki kandungan yaitu kurkumin yang bisa bertindak sebagai antiinflamasi sehingga bisa menekan factor-faktor inflamasi dan dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak temulawak terhadap jumlah eritema pada luka tikus galur wistar jantan kondisi diabetes. Penelitian ini menggunakan desain true experimental posttest only controlled group. Sampel dibagi ke dalam 5 kelompok. Tikus nonDM yang diberikan perawatan luka dengan normal salin dan vaselin sebagai kelompok kontrol negatif sedangkan tikus kondisi DM sebagai control positif. Tikus kondisi DM yang diberikan ekstrak temulawak 15%, 20% dan 25% topikal sebagai kelompok perlakuan 1(P1), perlakuan 2(P2) dan perlakuan 3(P3). Semua tikus dilakukan pembuatan luka eksisi derajat 1 dengan ukuran 1,5cm x 1,5cm dibagian dorsal. Variable yang diteliti adalah julmlah rata-rata eritema (dihitung pada hari ke-1, ke-7, ke-14 rawat luka). Perhitungan jumlah rata-rata eritema menggunakan Corel photo paint suite graphic x6. Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan nila signifikansi p value = 0,002. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) berpengaruh terhadap jumlah rata-rata eritema luka sehingga dapat mempercepat fase inflamasi. Hasil analisa post hoc menunjukkan jumlah rata-rata eritema kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Pemberian ekstrak temulawak 20% memiliki jumlah rata-rata eritema paling rendah (110,67 ± 3,53).