Studi Kualitatif Persepsi Atlet Bola Basket Terhadap Konsumsi Suplemen

Main Author: Nasution, Puteri Aisyaffa Nurliana Azizah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/3928/
Daftar Isi:
  • Selama masa latihan, konsumsi makanan seorang atlet meningkat dan membutuhkan zat gizi lain di luar asupan makanannya. Salah satunya bisa dipenuhi melalui suplementasi. Meskipun begitu, hanya ada beberapa atlet yang meyakini bahwa suplemen dapat menunjang permainannya. Persepsi merupakan suatu hal yang mungkin muncul dikarenakan pola pikir individu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi suplemen pada atlet bola basket dihubungkan dengan persepsi. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi desain fenomenologi. Terdapat dua macam informan dalam penelitian ini yaitu, informan kunci dan informan pendukung (triangulasi). Pemilihan informan didasarkan pada kriteria inklusi, sedangkan jumlah informan cenderung berpatok pada titik jenuh. Analisis data menggunakan sistem transkrip dan koding yang nantinya diklasifikasi menjadi beberapa tema dan terciptalah hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar atlet cenderung mengonsumsi suplemen dengan jenis yang berbeda dan dengan frekuensi yang beragam. Alasan dan efek dari konsumsi suplemen pada atlet juga cukup bervariasi, sebagian besar merasakan tidak ada efeknya, namun sebagian lainnya menyatakan adanya efek positif seperti kondisi tubuh yang prima. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelatih atau orang terdekat atlet kurang memiliki peran terkait keputusan atlet untuk mengonsumsi suplemen. Dapat disimpulkan bahwa persepsi atlet bola basket terhadap konsumsi suplemen yaitu suplemen hanya merupakan penunjang dari faktor utama keberhasilan atlet dan efek dari suplemen akan bergantung pada sugesti dari masing-masing individu. Peneliti menyarankan agar manajerial klub bola basket dapat menyediakan jadwal konsumsi suplemen yang didukung oleh frekuensi latihan agar tidak terjadi kelebihan dosis pada atlet.