Optimasi Proses Pemucatan (Bleaching) Pada Minyak Hasil Samping Penepungan Tuna (Thunnus sp.) Dengan Adsorben Bentonit, Zeolit, Dan Arang Aktif
Main Author: | Anugroh, Eko Brasil |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/3925/ |
Daftar Isi:
- Berkembangnya industri penepungan tuna di Indonesia selain berdampak positif juga membawa dampak negatif. Dampak negatif industri penepungan tuna akibat munculnya hasil samping berupa limbah cair. Untuk mengubah minyak limbah cair tersebut menjadi minyak ikan yang dapat dikonsumsi (edible oil) diperlukan pemurnian dengan tahapan pemisahan gum (Degumming), netralisasi, dan pemucatan dengan menggunakan adsorben. Penelitian menggunakan Response Surface Method dengan rancangan komposit terpusat (central composite design, CCD) faktorial 23. Terdapat tiga faktor dalam penelitian ini yaitu suhu pemanasan (X1) yaitu 50oC, 70oC dan 90oC, konsentrasi adsorben (X2) yaitu 5%, 10% dan 15%, serta waktu pemanasan (X3) yaitu 10 menit, 20 menit dan 30 menit. Rancangan tersebut digunakan pada tiga jenis adsorben yang berbeda yaitu bentonit, zeolit dan arang aktif untuk melihat respon optimum serta mendapatkan konsentrasi adsorben, suhu dan waktu pemanasan yang optimum terhadap kecerahan dan kejernihan (absorbansi) minyak ikan pada tiap adsorben. Hasil analisa diverifikasi dengan 95% PI (Prediction Interval). Analisa hasil pemurnian metode Bleaching minyak hasil samping penepungan tuna kemudian dianalisis lebih lanjut dengan metode Multiple Atribute Zeleny. Solusi optimasi yang diprediksikan oleh program yaitu suhu, waktu pemanasan dan konsentrasi adsorben yaitu sebesar 69,81oC; 20,48 menit dan 10,25% dengan respon kejernihan sebesar 1,04 untuk adsorben bentonit, 69,35oC; 20,13 menit dan 9,69% dengan respon kejernihan sebesar 1,15 untuk adsorben zeolit, dan 69,23oC; 20,81 menit dan 9,5% dengan respon kecerahan dan kejernihan sebesar 1,15 dan 1,04 untuk adsorben arang aktif. Hasil analisa diverifikasi dengan 95% PI (Prediction Interval). Analisa lanjut yang dilakukan sebagian besar telah memenuhi standar IFOMA namun tidak memenuhi standar IFOS dan CAC kecuali analisa bilangan p-anisidin dan bilangan asam, dan cenderung mengalami penurunan dibanding minyak kasar, namun terjadi kenaikan jika dibandingkan dengan minyak hasil degumming dan netralisasi. Hasil terbaik proses pemucatan menggunakan adsorben zeolit dengan persamaan polinomial kecerahan Y= -4.88 +0.09*X1 +0.31*X2 +0.13X3 -9.58E-4*X1*X2 -2.08E-5*X1*X3 -2.5E-4*X2*X3 -6.06E-4*X12 -0.01*X22 -3.13E-3*X32 dan kejernihan Y= -1.06 +0.04*X1 +0.1*X2 +0.03*X3 -6.96E-5*X1*X2 +3.85E-5*X1*X3 +4.03E-4*X2*X3 -3.17E-4*X12 -4.8E-3*X22 -8.22E-4*X32. Dengan hasil analisa bilangan asam 0,9±0,01 mg KOH/g, bilangan p-anisidin 4,48±0,23 Meq/kg, peroksida 17,37±0,0, kadar air 0%, total oksidasi 39,01, kadar asam lemak bebas 6,26±0,1%, rendemen 83,86±1,16%, dan EPA 28,01%.